Supaya area WC bersih, baik itu yang komunal maupun bilik, Hermawan menyarankan agar pihak tempat wisata menyediakan penyaring alas kaki di pintu masuk.
Sebab, beberapa tempat wisata memiliki kemungkinan areanya becek dan membuat WC jadi kotor dari alas kaki yang digunakan oleh wisatawan saat memasukinya.
“Harus ada area penyaring supaya masuk WC enggak begitu jorok. Ada penyaring dari segi pijakan, atau ada air. Keset khusus juga bisa,” tuturnya.
Jika tidak memungkinkan, pengelola tempat wisata bisa menggunakan bahan-bahan lantai yang dapat menyerap atau menyaring kotoran, seperti tanah agar area WC tetap bersih.
7. Punya WC duduk dan WC jongkok
Menurut Hermawan, ada baiknya tempat wisata memiliki dua pilihan WC yaitu WC duduk dan WC jongkok agar wisatawan merasa nyaman.
“Ini berkaitan dengan kebiasaan dan budaya. Jangan sampai kita menyediakan WC duduk, tapi ada orang yang jongkok naikin kaki ke atas. Itu tidak sesuai dan malah akan merusak,” ujarnya.
8. Jangan taruh tempat sampah di dalam bilik WC
Sejumlah tempat wisata menaruh tempat sampah di dalam bilik WC, baik itu area WC komunal atau area WC yang hanya terdiri dari deretan bilik WC.
Untuk penempatan tempat sampah, ada baiknya posisinya tidak terlalu dekat dengan sumber air. Pasalnya, air yang masuk ke tempat sampah dan bercampur dengan isinya dapat menjadi sumber penyakit.
Baca juga: Cara Terbaik ke Yogyakarta: Naik Kereta, Pesawat, atau Road Trip?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.