KOMPAS.com - Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan bahwa masyarakat tetap akan naik pesawat meski tidak ada vaksin.
“Sekarang sebelum ada vaksin, walau repot harus rapid antigen, ada saja orang yang terbang karena ada kebutuhan,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu (13/1/2021).
Bahkan berdasarkan paparan Alvin, tren penumpang terlihat sudah mulai bertumbuh sejak Agustus 2020, tepatnya lima bulan sebelum program vaksinasi dimulai pada 13 Januari 2021.
Mobilitas masyarakat yang menggunakan transportasi udara mulai meningkat lantaran sebagian sudah mulai merasa tidak bisa terlalu lama di rumah.
Baca juga: Simak, Aturan Terbaru Perjalanan Naik Pesawat Selama PPKM Jawa-Bali
“Orang tidak bisa lama-lama di dalam rumah. Mereka punya aktivitas, tugas yang berkaitan dengan penghasilan, dan butuh perilaku sosial,” kata Alvin.
Berbicara tentang vaksin yang hanya dijadikan sebagai momentum pemulihan industri penerbangan, Alvin mengatakan hal tersebut kurang tepat.
Sebab, vaksin juga dapat memengaruhi sektor lain, termasuk perdagangan, pendidikan, dan pariwisata.
“Kalau vaksin sukses, semua dapat keuntungan. Kalau gagal, semua akan dapat rasa sakit,” ujar dia.
Vaksin membuat penumpang nyaman untuk bergerak
Pada kesempatan lain, mengutip Kompas.com, Rabu (30/12/2020), Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) Faik Fahmi mengatakan bahwa distribusi vaksin Covid-19 di Indonesia merupakan faktor positif untuk perbaikan industri penerbangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.