Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pola Perjalanan Jelajah Gunung Berapi Indonesia, Siapa Peminatnya?

Kompas.com - 15/01/2021, 20:19 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mengembangkan lima pola perjalanan wisata petualangan.

Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kemenparekraf Alexander Reyaan mengatakan, setiap pola perjalanan memiliki tema masing-masing salah satunya adalah Indonesia Volcano Summit dalam Pola Perjalanan Adventure.

“Dari tim yang menyusun pola perjalanan Indonesia Volcano Summit ini memang mencoba melakukan pemetaan terhadap segmen pasar yang akan memanfaatkan kegiatan aktivitas pendakian gunung, khususnya gunung berapi,” ungkapnya.

Baca juga: 5 Pola Perjalanan Wisata Petualangan di Indonesia, Ada Rute Ekspedisi Wallacea

Hal tersebut dia sampaikan dalam webinar IATTA bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan”, Kamis (14/1/2021).

Berdasarkan pemaparannya, terdapat empat kategori pasar wisatawan petualang yang tengah diincar untuk ditawarkan paket perjalanan tersebut.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum berdasarkan data yang disampaikan oleh Alexander, Jumat (15/1/2021):

1. Eager to Know

Alexander mengatakan, menurut para tim penyusun pola perjalanan, wisatawan yang masuk dalam kategori Eager to Know memiliki peluang yang sangat besar.

“Mereka punya lama tinggal itu antara 2-4 hari. Kemudian usia mereka yang melakukan pendakian itu rata-rata 20-40 tahun,” ujarnya.

Selain itu, pengeluaran mereka adalah 40-60 dolar AS per hari, setara dengan Rp 562.152 – Rp 843.228 per hari. Dalam kategori ini, wisatawan biasanya terdiri dari 8-20 orang dalam satu kelompok.

2. Exploratory

Untuk kategori ini, wisatawan memiliki budaya mendaki di tempat asalnya. Lama tinggal untuk perjalanan mendaki adalah 7-21 hari.

Kemudian, wisatawan dalam Exploratory juga tergabung dalam komunitas gunung api, berada pada rentan usia 36-60 tahun, dan berada dalam kelompok 4-12 orang.

Selanjutnya pengeluaran hariannya saat berwisata adalah 150-250 dolar AS atau berada pada kisaran Rp 2.108.235 – Rp 3.513.725.

Baca juga: 9 Jenis Wisata Petualangan yang Paling Unggul, Ada Budaya dan Kuliner

3. Discovery

Wisatawan yang masuk dalam kategori ini memiliki kemampuan fisik yang baik. Tidak hanya itu, mereka juga menyukai kegiatan petualangan, pemandangan, dan interaksi budaya.

Lama tinggalnya adalah 4-14 hari dengan rentan usia 30-50 tahun, berada dalam kelompok 6-16 orang, dan pengeluaran hariannya adalah 80-150 dolar AS per hari atau Rp 1.124.264 – Rp 2.108.235.

4. Volcano-phile

Dalam kategori Volcano-phile, wisatawan memiliki karakter yang gemar menjelajahi gunung berapi dan berada pada rentan usia 36-60 tahun.

Selain itu, mereka gemar pergi sendiri atau berada dalam kelompok maksimal empat orang, dan pengeluaran hariannya adalah 200-400 dolar AS atau Rp 2.812.650 – Rp 5.624.840.

Kendati sudah memetakan empat kategori wisatawan yang akan diincar, namun Alexander menuturkan bahwa saat ini pihaknya akan fokus pada Eager to Know.

Baca juga: 6 Tips Aman Mendaki Gunung Rinjani, Cari Porter atau Komunitas Lokal

“Dengan pasar yang sudah ada saat ini seperti Amerika Serikat, tapi kita juga perlu lihat pasar potensial ke depan yaitu Inggris, Spanyol, Rusia, Tiongkok, dan Thailand,” ucapnya.

“Ini merupakan pasar potensial untuk menggarap pola perjalanan Indonesia Volcano Summit ke depan,” imbuhnya.

Pola perjalanan Indonesia Volcano Summit

Dalam penyusunan pola perjalanan ini, Alexander mengatakan bahwa tim penyusun coba melakukan pemetaan permintaan yang akan memanfaatkan kegiatan aktivitas pendakian gunung.

“Ada sembilan gunung. Ini sudah diidentifikasi sama teman-teman termasuk dari Federasi Mountaneering Indonesia (FMI) dan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI),” ujarnya.

Sebagai contoh untuk pola perjalanan tersebut, Alexander memaparkan soal perjalanan wisata petualangan ke Gunung Rinjani.

Meski substansi utama dalam perjalanan tersebut adalah mendaki, namun pihaknya coba memadukan sejumlah potensi lain yang dapat ditawarkan kepada calon wisatawan.

“Misalnya ada kampung adat, persawahan, Danau Segara Anak, dan sebagainya ini kita gabung menjadi satu kesatuan yang kita jual dengan nama Indonesia Volcano Summit,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com