4. Awan penyebab turbulensi
Awan adalah salah satu penyebab terjadinya turbulensi. Selain CAT (Clear Air Turbulence) atau turbulensi udara cerah, awan adalah gambaran dari keadaan udara yang tidak stabil. Salah satu jenis awan yang paling berbahaya adalah cumulonimbus.
Menurut pilot WNI yang pernah menjadi Captain Pilot pesawat B-777 Qatar Airways Assiva Husman lewat emailnya kepada Kompas.com, turbulensi bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu turbulensi seputar awan dan turbulensi udara cerah.
5. Turbulensi di udara cerah lain ceritanya
Turbulensi di udara yang cerah adalah jenis yang paling berbahaya. Pasalnya, itu terjadi di langit tanpa awan dengan jarak pandang yang baik. Turbulensi yang akan datang tidak bisa terdeteksi oleh radar udara.
Ini membuat kru pesawat hampir tidak punya waktu untuk memperingatkan penumpang untuk kembali ke tempat duduk mereka dan memasang sabuk pengaman.
Baca juga: Saat Pesawat Turbulensi, Lakukan 4 Hal Ini
Itu juga yang membuat sebagian besar luka yang berhubungan dengan turbulensi terjadi saat turbulensi di udara cerah.
6. Turbulensi saat udara cerah makin meningkat
Menurut para ilmuwan, jumlah turbulensi ekstrem yang terjadi di udara cerah dan memengaruhi penerbangan bisa meningkat hingga dua kali lipat pada pertengahan abad ini akibat pemanasan global.
7. Turbulensi tidak akan menyebabkan pesawat kecelakaan
Walaupun akan terasa cukup menyeramkan saat mengalaminya, keamanan pesawat hampir tidak akan terpengaruh oleh betapa parahnya turbulensi.
“Pesawat didesain untuk menerima banyak tekanan,” kata penulis Ask the Pilot dan buku Cockpit Confidential, Patrick Smith.
8. Pilot dilatih untuk menangani hal itu
Untuk mencegah turbulensi, pilot benar-benar mempelajari pola cuaca dan merencanakan jauh ke depan.
Mereka juga memilih rute terbaik sebelum setiap penerbangan. Ketika turbulensi tidak bisa dihindari, pilot yang baik akan tahu cara menenangkan penumpangnya.