Fitur ini memungkinkan aplikasi untuk membuka kamera ponselmu sehingga kamu bisa “menggantung” atau memproyeksikan karya seni tersebut di dindingmu.
Namun, bagi pengguna yang memiliki akses 5G, bisa juga mengakses empat karya seni spesial yang akan “hidup” ketika diproyeksikan ke ruangan mana pun mereka berada.
Hal tersebut membuat tur virtual ini benar-benar jadi cara baru untuk melihat dan mengapresiasi seni.
Pengguna juga bisa mengetahui lebih lanjut seputar sejarah karya seni yang dipamerkan. Termasuk pula panduan teks serta audio, dan lini masa sejarahnya.
Tak itu saja, pengguna juga bisa seakan mengacak-acak karya seni tersebut, dan mengubahnya jadi permainan puzzle. Saat itu, pengguna bisa kembali menyusun potongan-potongan gambar dari karya tersebut untuk bisa tersusun kembali.
Beberapa highlight dari pengalaman virtual ini termasuk rendering dari Unicorn Tapestries dari The Met Cloisters, Autumn Rhytm milik Jackson Pollock, dan Wheatfield with Cypresses karya Vincent van Gogh.
Ada pula Washington Crossing the Delaware karya Emanuel Leutze, lima lukisan karya Jacob Lawrence, dan karya luar biasa besar dari Kuil Dendur di Mesir.
Pengalaman virtual ini hanya bisa dinikmati melalui ponsel. Kamu bisa membuka situs desktop The Met Unframed, melakukan scan QR Code di sana, dan kamu akan diarahkan langsung ke situs mereka.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan