KOMPAS.com – Jelang perhelatan MotoGp Mandalika pada Oktober 2021, berbagai sarana pendukung makin disiapkan.
Salah satu sarana pendukung adalah penginapan, yakni homestay di Desa Wisata Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang lokasinya dekat dengan Sirkuit MotoGP Mandalika.
Adapun, program homestay merupakan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atau dikenal dengan program bedah rumah.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur MotoGP 2021 di Mandalika Tetap Berjalan
Pada 2020, program itu juga ditujukan untuk menunjang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Lombok, NTB sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas (DSP) yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.
Pembangunan homestay di Desa Wisata Gerupuk juga telah ditinjau langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat berkunjung ke sana pada Sabtu (16/1/2021).
“Desa wisata ini merupakan salah satu pendorong dari pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan,” kata dia dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (17/1/2021).
Ia melanjutkan, desa wisata juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat melalui penyewaan homestay yang fasilitasnya berkualitas baik.
Homestay untuk milenial kelas menengah
Menurut Sandi, homestay itu menyasar target milenial kelas menengah baru yang ingin menikmati keindahan Mandalika, tapi tidak memiliki bujet untuk penginapan bintang lima.
Hal itu karena kisaran harga satu kamarnya hanyalah Rp 250.000 per malam, sudah termasuk sarapan, wifi, dan listrik.
Baca juga: Harga Tiket Kapal Feri Banyuwangi-Lombok
Sandi pun berencana tinggal semalam di homestay itu bersama Gubernur NTB sebelum perhelatan MotoGP Mandalika.
Nantinya, strategi promosi homestay Desa Wisata Gerupuk akan dilakukan melalui platform digital. Nantinya masyarakat akan mendapat fasilitas terkait digitalisasi dan virtualisasi untuk mempromosikan homestay.
Adapun, program pembangunan homestay itu menyediakan fasilitas rumah swadaya yang pembangunannya melibatkan pemberdayaan masyarakat.
Artinya, masyarakat ikut serta dalam pembangunan, bahkan sejak tahap desain sampai memperloleh manfaat darinya.
Selain itu, pembangunan homestay juga tidak meninggalkan nuansa tradisional Lombok, seperti sesangkok. Oleh karena itu, mereka yang hendak masuk rumah harus menunduk untuk memberi penghormatan.
Baca juga: Banyuwangi ke Lombok Kini Bisa Langsung Naik Kapal Feri
Konsol rumah juga dibuat rendah sebagai filosofi rumah adat Sasak tentang bagaimana tamu menghargai privasi pemilik rumah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.