KOMPAS.com – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (DPP APGI) Vita Cecilia mengatakan, wisatawan pendaki gunung mengalami peningkatan yang cukup masif.
“Selama PSBB mulai masuk ke masa transisi, pendakian gunung cukup masif di beberapa gunung di taman nasional,” ujarnya.
Pernyataan tersebut disampaikan olehnya dalam webinar Indonesia Adventure Travel Trade Association (IATTA) bertajuk “Membangkitkan Kembali Pariwisata Indonesia Melalui Wisata Petualangan” pada Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Ini Waktu yang Aman untuk Mendaki Gunung Carstensz
Sementara untuk periode 2016-2019, berdasarkan data yang dipaparkan oleh Vita dalam presentasinya, wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan pendakian mengalami peningkatan yang cukup stabil.
Adapun, pendakian tersebut dilakukan di Gunung Merapi, Gunung Kelud, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Ijen, Gunung Rinjani, Gunung Tambora, Gunung Batur, dan Gunung Sangeang Api.
Dalam data tersebut, sebanyak 1.200 wisnus melakukan pendakian pada 2016 ke salah satu dari sepuluh gunung api yang telah disebutkan. Sementara untuk wisatawan mancanegara (wisman), pada saat itu hanya terdapat sekitar 200 pendaki saja.
Pada 2017, wisnus masih menduduki peringkat pertama dengan total 1.400 pendaki sementara wisman hanya sekitar 200 pendaki.
Baca juga: Jika Mendaki Gunung Agung, Jangan Abaikan Pantangan Ini
Kemudian, sebanyak lebih dari 1.400 wisnus melakukan pendakian pada 2018 dan lebih dari 1.200 wisnus mendaki pada 2019.
Pada 2018-2019, jumlah wisman yang melakukan pendakian terlihat kian menurun karena jumlahnya tidak lebih dari 200 orang.
Pendaki wisnus didominasi kawula muda
Para pendaki asal Indonesia didominasi oleh kawula muda yang masih menempuh pendidikan tinggi. Dalam data milik Vita, biasanya mereka melakukan pendakian dua hari satu malam hingga empat hari tiga malam.
Tidak hanya itu, dalam setahun mereka bisa melakukan 3-8 kali pendakian. Mayoritas pendaki winsus mengatur perjalanannya sendiri.
Sementara untuk wisman, biasanya mereka yang datang dari Eropa, Kanada, dan Amerika berada dalam golongan usia produktif.
Mereka melakukan perjalanan guna memanfaatkan libur musim panas dengan tujuan utama akhir adalah Bali. Lama tinggalnya adalah 7-12 hari.
Baca juga: Apa Itu Acute Mountain Sickness dan Cara Penanganannya
Untuk pendaki yang tiba dari Malaysia dan Singapura, mereka masuk dalam golongan usia muda dan poduktif dan bertujuan untuk melakukan kegiatan luar ruangan.