KOMPAS.com – Saung Angklung Udjo merupakan salah satu tempat wisata populer di Kota Bandung yang kerap dikunjungi wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).
Selama masa pandemi Covid-19 ini, Saung Angklung Udjo tentu saja mengalami dampak yang sangat berat. Salah satunya karena terjun bebasnya jumlah kunjungan wisatawan ke sana.
Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat mengatakan bahwa saat ini Saung Angklung Udjo memang masih buka.
Hanya saja, tidak ada pertunjukkan reguler yang digelar untuk aktivitas wisatawan yang datang.
Baca juga: 5 Tempat Wisata di Bandung yang Buka
“Saat ini, kondisinya kita tidak buka untuk pertunjukkan. Bisa berkunjung, tapi tidak seperti biasa. Kan kita ada pertunjukkan reguler biasanya, tapi sekarang tidak ada itu,” kata Taufik saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/1/2021).
Wisatawan yang datang langsung ke Saung Angklung Udjo saat ini hanya bisa menikmati venue dan mungkin membeli suvenir khas Saung Angklung Udjo.
Seperti dilansir dari Antara, Taufik mengatakan bahwa aktivitas bisnis pariwisata di sana memang cukup terpuruk.
Bahkan, cukup sering dalam satu pekan tempat tersebut hanya dikunjungi tidak lebih dari 20 orang.
“Bahkan tamunya pernah ibu, bapak, dan anak kecil tiga orang, kemudian pemain 30 orang,” kata Taufik di Bandung, Jumat (22/1/2021).
Padahal, dalam kondisi normal, Saung Angklung Udjo mampu menarik pengunjung hingga 2.000 orang per hari.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Saung Angklung Udjo Terancam Bangkrut
Menurut Taufik, banyak wisatawan yang merasa enggan berkunjung karena harus melengkapi syarat protokol kesehatan yang ketat.
Belum lagi, mayoritas pengunjung Saung Angklung Udjo adalah pelajar dan wisatawan yang pergerakannya sangat dibatasi saat ini.
Untuk bisa bertahan, Taufik mengatakan bahwa kini pihaknya telah mengambil keputusan untuk merumahkan sekitar 90 persen atau kurang lebih 600-an orang komponen pegiat wisata di Saung Angklung Udjo sejak awal pandemi.
Mereka adalah pekerja yang bekerja secara langsung di sana, mulai dari pelaku seni pertunjukan, perajin angklung, dan kru pendukung.
Jika dijumlah bersama para supplier dan pekerja acara lainnya, bisa mencapai sekitar 1.000 orang yang terdampak.