Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Selandia Baru Akan Bisa Kunjungi 6 Pulau di Kepulauan Cook Lewat Travel Bubble

Kompas.com - 07/02/2021, 12:12 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wisatawan dari Selandia Baru sebentar lagi bisa berkunjung ke sejumlah pulau “tersembunyi” di Kepulauan Cook jika program travel bubble disetujui.

“Kami berharap sesaat setelah travel bubble dua arah mulai, pariwisata di Kepulauan Cook dapat beroperasi seperti biasa,” kata perwakilan Cook Islands Tourism Graeme West, mengutip Stuff.co.nz, Rabu (3/2/2021).

Kepulauan Cook memiliki 13 gugusan pulau yang jarang diketahui selain Rarotonga dan Aitutaki. Tersebar di area seluas dua juta kilometer persegi, negara tersebut dibagi menjadi Southern Group dan Northern Group.

Baca juga: Warga Kepulauan Cook Bisa Kunjungi Selandia Baru Tanpa Karantina

Adapun, Southern Group yang memiliki Pulau Rarotonga terkenal akan pulau-pulau yang memiliki terumbu karang.

Sementara itu, Northern Group yang terdiri dari pulau-pulau yang lebih terpencil terkenal akan atol (pulau koral yang mengelilingi sebagian/seluruh laguna) berpasir.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut beberapa pulau di Kepulauan Cook yang telah Kompas.com rangkum, Minggu (7/2/2021):

Northern Group

1. Manihiki

Pulau Manihiki memiliki lebih dari 40 pulau karang yang tersebar di tepi laguna yang besar. Sebagian besar penduduk tinggal di dua pulau—masing-masing memiliki sekolah kecil, toko, dan gereja.

Jarak antara pulau-pulau desa adalah empat kilometer. Jalur yang menghubungkan antara pulau-pulau tersebut adalah laut. Artinya, seluruh transportasi menggunakan perahu motor kecil.

Atol Manihiki merupakan rumah bagi akomodasi dasar di atas air dan merupakan ibu kota mutiara Kepulauan Cook.

2. Pukapuka

Pukapuka adalah pulau paling utara di Kepulauan Cook yang memiliki lebih kurang 500 penduduk.

Para penduduk tersebut dikatakan sebagai keturunan dari hanya 15 orang dewasa dan anak-anaknya yang hidup setelah dilanda tsunami dahsyat 300 tahun yang lalu.

Baca juga: Video Komedi, Cara Selandia Baru Ajak Turis Tidak Berpose Seperti Influencer

Paa arkeolog telah melacak manusia pertama di Pukapuka hingga sekitar tahun 300 masehi, dan percaya Pukapuka terus dihuni sejak 1.300 masehi.

Tiga pulau kecil tersebar dalam formasi segitiga di sekitar laguna. Dua di antaranya digunakan untuk bercocok tanam, sementara Pulau Wale—pulau utama—dijadikan sebagai tempat hunian masyarakat.

Para penduduk desa masih mempraktikkan cara hidup yang sudah ada sejak berabad-abad lalu yang mencakup sistem sosial berdasarkan komunitas, bukan individu. Pulau Pukapuka juga memiliki bahasa sendiri yang berbeda.

Pemandangan salah satu pantai di Atiu, Kepulauan Cook (dok. Instagram @cookislands).dok. Instagram @cookislands Pemandangan salah satu pantai di Atiu, Kepulauan Cook (dok. Instagram @cookislands).

Perairan di sekitar Pukapuka penuh dengan ikan khususnya tuna sirip kuning dan mahi mahi. Pada malam hari, kapal cepat berlomba melintasi air.

Hal tersebut mengejutkan ikan-ikan yang kemudian meloncat terbang ke udara dan ditangkap menggunakan jaring tangan.

3. Penrhyn

Fitur utama Pulau Penrhyn adalah laguna seluas 233 kilometer persegi yang merupakan salah satu laguna terbesar di Pasifik. Selain pantai-pantai yang memesona, laguna besar tersebut merupakan surga permainan memancing.

Di kedua ujung laguna terdapat dua populasi kecil. Salah satunya berada di dekat landasan yang dibangun pasukan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II.

Baca juga: Australia Perpanjang Penangguhan Travel Bubble dengan Selandia Baru

Bahkan, badan pesawat pembom masih ada di sana hingga kini. Sementara itu, desa lainnya yang sangat jauh dan sulit terlihat merupakan tempat tinggal penduduk lainnya.

Pulau Penrhyn disuplai dengan kapal kargo yang tidak terlalu sering beroperasi. Artinya, penduduk setempat mengandalkan swasembada yang sudah berusia berabad-abad.

Hingga kini, banyak praktik tradisional yang masih dilakukan oleh para masyarakat di Pulau Penrhyn.

Southern Group

1. Atiu

Pulau ini merupakan gunung api bawah laut tua yang masih tumbuh, meski dengan kecepatan yang sangat lambat.

Pulau Atiu memiliki ukuran sekitar setengah dari Pulau Rarotonga dan memiliki hutan hujan yang lebat. Desa-desa di sana terletak di dataran tinggi tengah pulau.

Adapun, dataran tinggi tengah pulau tersebut memiliki tanah subur yang menghasilkan kopi arabika organik.

Selama berada di sana, wisatawan akan memiliki pantai yang dapat dinikmati sendiri sembari disuguhi keramahan para warga Atiu.

2. Mitiaro

Dahulu, Pulau Mitiaro adalah gunung berapi yang tenggelam kembali ke laut dan menjadi atol karang. Selama ribuan tahun, pulau tersebut perlahan-lahan muncul kembali dari laut.

Pulau Mitiaro merupakan rumah bagi banyak goa batu kapur dan pantai berpasir yang tersebar di sepanjang fosil karang.

Baca juga: Jelajah Lokasi Syuting Mulan, Keindahan China dan Selandia Baru

Pulau ini memiliki seorang ratu berusia 90-an yang dikenal sebagai Aunty Mii. Menurut situs pariwisata Pulau Mitiaro, dia selalu senang menerima pengunjung.

3. Mangaia

Pulau Mangaia adalah pulau paling selatan Kepulauan Cook, dan merupakan salah satu pulau tertua di Pasifik yang diperkirakan terbentuk sekitar 18 juta tahun yang lalu.

Pulau ini memiliki pemandangan yang luar biasa dengan struktur goa yang kompleks yang membantu mengairi danau.

Berukuran setengah dari Rarotonga dan hanya memiliki sekitar 500 penduduk, salah satu industri utama pulau tersebut adalah kalung (neckband) dari cangkang siput kuning kecil.

Perjalanan menuju pulau-pulau di Kepulauan Cook

Jika ingin berkunjung, sebagian besar pulau di atas memiliki penerbangan semi-reguler Air Rarotonga.

Sebelum pandemi Covid-19, maskapai tersebut menjalankan Northern Explorer Expedition tiga hari sekali sebulan termasuk tiket pesawatn dan akomodasi untuk mencapai Northern Group.

Pulau-pulau di atas memiliki tingkat akomodasi yang berbeda mulai dari wisma hingga vila. Saat ini, seluruh pulau terluar belum bisa dipastikan akan terbuka bagi seluruh wisatawan akibat Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com