KOMPAS.com – Bekerja dan bersekolah dari destinasi belakangan ini menjadi salah satu tren di kalangan masyarakat.
Fenomena itu pun menjadi salah satu peluang yang bisa industri ambil, khususnya di Bali. Diperkirakan, ada 5.000-7.500 wisatawan dari Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia yang bisa bersekolah dan bekerja dari destinasi.
Pernyataan itulah yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menurut rilis resmi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang Kompas.com terima, Jumat (12/2/2021).
Baca juga: Target Kemenparekraf: 244 Desa Wisata Maju, Mandiri, dan Tersertifikasi pada 2024
“Mudah-mudahan ini menjadi satu harapan inovasi, terobosan baru untuk membangkitkan pariwisata dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," kata Sandiaga.
Menurut dia, pasar wisatawan domestik melalui bersekolah dan bekerja dari destinasi ada. Pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pusat pun sudah bekerja sama dengan Kemenparekraf dan maskapai.
“Kalau sudah ada izin dari Pemprov Bali, akan kita langsung eksekusi dalam promosi. Kalau bisa dieksekusi Bulan Maret," imbuh Sandiaga.
Baca juga: Pantau Hewan Langka di Belitung Ini, Sandiaga Susuri Bukit Malam Hari
Pihaknya pun akan berusaha maksimal mendukung industri pariwisata, termasuk menargetkan lebih banyak lagi pelaku usaha hotel dan restoran yang mendapat sertifikasi CHSE secara gratis.
Berkegiatan dengan suasana lingkungan berbeda
Sementara itu menurut Ketua PHRI Pusat Hariyadi Soekamdani mengatakan bahwa konsep bersekolah dan bekerja dari destinasi bukanlah liburan.
“Mereka berkegiatan, tetapi dengan mendapatkan suasana lingkungan yang berbeda," kata dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.