Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersekolah dan Bekerja dari Destinasi, Terobosan untuk Bangkitkan Pariwisata

Kompas.com - 12/02/2021, 20:31 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Bekerja dan bersekolah dari destinasi belakangan ini menjadi salah satu tren di kalangan masyarakat.

Fenomena itu pun menjadi salah satu peluang yang bisa industri ambil, khususnya di Bali. Diperkirakan, ada 5.000-7.500 wisatawan dari Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia yang bisa bersekolah dan bekerja dari destinasi.

Pernyataan itulah yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menurut rilis resmi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang Kompas.com terima, Jumat (12/2/2021).

Baca juga: Target Kemenparekraf: 244 Desa Wisata Maju, Mandiri, dan Tersertifikasi pada 2024

“Mudah-mudahan ini menjadi satu harapan inovasi, terobosan baru untuk membangkitkan pariwisata dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," kata Sandiaga.

Menurut dia, pasar wisatawan domestik melalui bersekolah dan bekerja dari destinasi ada. Pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) pusat pun sudah bekerja sama dengan Kemenparekraf dan maskapai.

“Kalau sudah ada izin dari Pemprov Bali, akan kita langsung eksekusi dalam promosi. Kalau bisa dieksekusi Bulan Maret," imbuh Sandiaga.

Baca juga: Pantau Hewan Langka di Belitung Ini, Sandiaga Susuri Bukit Malam Hari

Pihaknya pun akan berusaha maksimal mendukung industri pariwisata, termasuk menargetkan lebih banyak lagi pelaku usaha hotel dan restoran yang mendapat sertifikasi CHSE secara gratis.

Berkegiatan dengan suasana lingkungan berbeda

Sementara itu menurut Ketua PHRI Pusat Hariyadi Soekamdani mengatakan bahwa konsep bersekolah dan bekerja dari destinasi bukanlah liburan.

“Mereka berkegiatan, tetapi dengan mendapatkan suasana lingkungan yang berbeda," kata dia.

Hariyadi melanjutkan, program bekerja atau bersekolah dari destinasi, khususnya di Bali memang menjadi salah satu program yang akan dijalankan pihaknya dalam waktu dekat.

PHRI Pusat, sambung dia, telah menjalin kerja sama dengan pihak maskapai. Dalam hal ini, AirAsia yang akan mendukung dari segi transportasi.

Ilustrasi Bali - Pura Tanah Lot.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Bali - Pura Tanah Lot.

Dengan harga kompetitif, dirinya yakin konsep ini bisa menjadi salah satu program jangka pendek yang bisa dijalankan industri.

"Tinggal sekarang teman-teman di Bali untuk menangkap peluang ini. Kalau kita bisa menyajikan harga yang kompetitif, tentu ini peluang yang besar,” ujar Hariyadi.

Menurut dia, potensi wisatawan program itu lebih dari 20.000 orang. Potensi itu bisa dikembangkan ke destinasi lain selain Bali ke depannya.

Baca juga: 6 Alasan Nusa Dua Bali Jadi Pilihan Destinasi Wisata Saat Pandemi

Adapun, PHRI DPD Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berharap program yang dicanangkan Kemenparekraf dapat diwujudkan secepatnya.

Beberapa program di antaranya termasuk pinjaman lunak, dana hibah pariwisata yang akan ditingkatkan, sertifikasi CHSE gratis, dan prioritas vaksinasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com