Kemudian, kegiatan wisata lain yang bisa dilakukan adalah trekking melalui tiga jalur yang dapat dipilih sesuai kemampuan dan minat.
Salah satu jalur trekking yang tersedia adalah jalur sepanjang 4,2 kilometer dengan titik awal di Bogor Green Forest dan titik akhir di Kampung Tematik Mulyaharja.
Melalui jalur tersebut, pemandangan yang terlihat adalah Bukit Wangun, persawahan, perkebunan, dan beberapa tempat terbaik di dataran tinggi Kota Bogor.
“Ada juga trek biasa yang hanya tiga kilometer, pemandangan perkebunan biasa. Ada juga jalur 2,1 kilometer yang melewati sungai dan air terjun,” kata Kipin.
“Kita melewati empat bukit yang didominasi tanaman-tanaman seperti singkong, ubi, pisang, dan persawahan,” lanjutnya.
Nantinya, pihak tempat wisata juga akan menambahkan kegiatan wisata, seperti berkebun, serta edukasi pembuatan madu. Bahkan, beberapa permainan seperti bola bekel dan congklak akan dihadirkan pada waktu mendatang.
Bagi yang hanya ingin menikmati pemandangan sambil foto-foto, terdapat beberapa spot foto yang tersedia seperti tulisan Visit Mulyaharja, bangku dengan pemandangan sawah, dan ayunan.
Bantu ekonomi masyarakat setempat
Terkait wisata edukasi bercocok tanam, Kipin menuturkan bahwa pihaknya ingin menghidupkan kembali hal tersebut agar digandrungi kawula muda.
Dalam paparannya, dia mengungkapkan bahwa dirinya sering mendengar cerita dari para petani di Mulyaharja soal hal tersebut.
“Sudah tidak ada yang peduli lagi soal menanam padi, bahkan mungkin mereka akan kehabisan generasi kalau tidak dilanjutkan,” katanya.
Baca juga: Curug Cipamingkis Bogor, Nikmati Alam dengan Segarnya Udara Air Terjun
Kipin menambahkan, usai tempat wisata dikembangkan pada 2020, pihaknya harus buru-buru membuka Kampung Tematik Mulyaharja pada 2021 guna membantu perekonomian masyarakat setempat.
Dengan dibukanya tempat wisata tersebut, perekonomian di sana bisa ditingkatkan karena ada perputaran uang yang menguntungkan warga setempat.
“Beberapa UMKM, beberapa pegawai itu kita memang khusus warga Ciharashas khususnya di Mulyaharja," sambung Kipin.
Beberapa masyarakat yang dipekerjakan ada yang bertugas sebagai pemandu trekking, juru masak berbagai hidangan yang tersedia, serta petani yang memberi edukasi seputar pertanian dalam wisata bertani.