Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI Badung dan Gianyar Setuju Usul Vaccine Based Tourism di Bali

Kompas.com - 18/02/2021, 09:09 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya menyetujui usulan pelaksanaan vaccine based tourism atau pariwisata berbasis vaksin di Pulau Bali.

“Bisa saja. Itu ide yang cukup bagus ya untuk memastikan wisatawan yang menginap itu sehat karena dia tinggal lama di sini, dia juga perlu divaksin. Kalau pemerintah bisa menyediakan itu, alangkah baiknya,” kata Rai pada Kompas.com, Selasa (17/2/2021).

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua PHRI Kabupaten Gianyar Pande Mahayana Adityawarman.

“Wah sangat bagus sekali. Itu bisa mendatangkan revenue stream yang baru,” kata Adit saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/2/2021).

Baca juga: Kangen Bali? Ada Voucher Nginap Mulai dari Rp 199.000 di Santika Online Travel Fair

Menurut dia, saat ini pemerintah dan semua stakeholder yang terlibat dalam sektor pariwisata harus bisa berpikir di luar kebiasaan normal. Kesempatan yang dianggap bisa mendatangkan wisatawan serta pendapatan yang bagus.

“Selain bisa mengisi okupansi hotel, restoran, atau dari kementerian itu kan jadi ada tambahan pemasukan untuk rumah sakit,” ujar dia.

Mulai diterapkan di Bali

Menurut Adit, hal tersebut bisa diterapkan di Bali saja dulu sebagai awalan. Pasalnya, Bali merupakan lokomotif pariwisata Indonesia, sekaligus juga hub pariwisata yang besar.

Vaccine based tourism ini bisa diterapkan lebih dulu di Bali untuk kemudian jadi wilayah percontohan. Jika ternyata berhasil, program tersebut nantinya bisa sekaligus diterapkan di seluruh Indonesia.

Tangkapan layar dari video profil Desa Wisata Bongkasa Pertiwi di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, Senin (18/1/2021).dok. YouTube Desa Bongkasa Pertiwi Tangkapan layar dari video profil Desa Wisata Bongkasa Pertiwi di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, Senin (18/1/2021).

Ia merasa yakin bahwa strategi seperti itu bisa mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) yang masih merasa was-was untuk bepergian jarak jauh.

“Biasanya orang Eropa itu jalan-jalan setahun tiga kali. Sedangkan tahun ini mereka tidak ada jalan-jalan sama sekali. Mereka sudah kangen untuk jalan-jalan,” imbuh Adit.

Selain vaccine based tourism, dirinya sempat mengusulkan pemerintah Indonesia untuk mencontoh sistem di Uni Emirat Arab (UEA) yang terang-terangan membuka pariwisata internasional dengan kebijakan yang cukup menarik.

Baca juga: Ini 3 Catatan Menparekraf Selama Berkantor di Bali

Di UEA, pelancong dari beberapa negara tertentu diwajibkan untuk melakukan tes PCR ulang di bandara yang biayanya ditanggung pemerintah setempat, termasuk biaya karantina di fasilitas milik pemerintah jika terbukti positif Covid-19 saat tes di bandara.

Tak itu saja, Adit juga sempat menyebut soal kemungkinan pelaksanaan safe travel corridor atau yang sering disebut travel bubble antara Indonesia dengan negara tetangga.

Menurut dia, hal tersebut bisa jadi salah satu cara untuk memulai kembali pergerakan pariwisata Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com