Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI: Cuti Bersama Dipangkas akan Persulit Sektor Pariwisata Bertahan

Kompas.com - 27/02/2021, 10:10 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengaku kecewa dengan adanya pemangkasan cuti bersama tahun 2021 yang dilakukan pemerintah.

“Kalau kita bicara sektor pariwisata itu kan produktivitasnya pada saat orang libur. Tentu kalau kita ditanya bagaimana tanggapannya ya sebenarnya kita kecewa lah terhadap hal tersebut,” kata Maulana ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (24/2/2021).

Periode cuti bersama awalnya memang sangat diandalkan pelaku usaha pariwisata untuk bisa meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata.

Maulana mencontohkan periode libur akhir tahun di kuartal empat tahun 2020 kemarin. Saat itu, okupansi perhotelan sempat tumbuh. Walaupun memang masih minus 8, tapi tetap merupakan sebuah peningkatan dari kondisi sebelum libur akhir tahun.

Baca juga: PHRI Jabar Soal Cuti Bersama 2021 Dipotong: Rugi dan Hanya Bisa Pasrah

“Di bulan Desember itu terjadi peningkatan karena liburnya cukup lama. Tapi itu pun masih di luar prediksi,” ujar Maulana.

Pasalnya, pemerintah tiba-tiba mengumumkan adanya pemotongan cuti bersama akhir tahun yang tentu saja menyebabkan kerugian yang tidak sedikit di sektor pariwisata.

“Karyawan yang sudah kita pekerjakan kembali untuk menghadapi reservasi akhirnya cancel semua kan,” lanjutnya.

Ilustrasi Nusa Tenggara Timur - Pulau Padar.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Nusa Tenggara Timur - Pulau Padar.

Memasuki kuartal pertama tahun 2021, Maulana memastikan akan terjadi penurunan pergerakan wisatawan yang cukup drastis.

Periode bulan Januari hingga Maret setiap tahunnya memang biasanya merupakan low season untuk sektor pariwisata. Namun, kondisitersebut tahun 2020 dan juga tahun 2021 ini semakin diperparah dengan adanya pandemi Covid-19.

Tak itu saja, di bulan Maret 2021 juga akan memasuki bulan Ramadhan. Periode tersebut dipastikan akan membuat periode low season berlangsung lebih lama lagi.

Pola tersebut, imbuh Maulana, selalu terjadi setiap tahunnya dan sangat bisa menggambarkan pola pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).

Bertentangan dengan Program Bangga Berwisata di Indonesia

Hal tersebut terkait dengan program Bangga Berwisata di Indonesia yang dicetuskan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan yang juga didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Maulana menilai program yang menyasar wisnus tersebut sangat bertentangan dengan kebijakan yang saat ini ditetapkan pemerintah, khususnya kebijakan pemangkasan cuti bersama.

Baca juga: Kadispar Bali Dukung Cuti Bersama 2021 Dipotong, Ini Alasannya

Menurutnya, pola pergerakan wisnus sejauh ini selalu bisa dipetakan. Ada tiga musim liburan di sepanjang tahun yang bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan wisatawan. Di antaranya adalah libur Lebaran, libur Natal, dan Tahun Baru.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com