Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/03/2021, 10:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paspor vaksin Covid-19 tengah menjadi perhatian seiring dengan peluncuran vaksin Covid-19 di seluruh dunia.

Melansir CNBC, Jumat (5/3/2021), hal ini karena pekan lalu International Air Transport Association (IATA) mengumumkan peluncuran tiket perjalanan digital untuk melanjutkan perjalanan internasional bebas karantina.

Aplikasi yang sedang diuji oleh 30 maskapai akan memungkinkan pemerintah dan maskapai untuk mengumpulkan, mengakses, dan membagikan informasi terenkripsi terkait dengan tes Covid-19 penumpang, serta status vaksinasi sebelum perjalanan.

Baca juga: China Luncurkan Paspor Covid-19 untuk Mudahkan Perjalanan Global

Selain IATA, International Chamber of Commerce dan World Economic Forum juga menciptakan aplikasi serupa bernama ICC AOKpass dan CommonPass.

Keduanya sama-sama memungkinkan wisatawan untuk mendokumentasikan status medis mereka secara elektronik.

Selanjutnya, Denmark dan Swedia juga meluncurkan paspor kesehatan mereka sendiri. Bahkan, perusahaan teknologi besar berencana untuk terjun dalam tren tersebut.

Apa itu paspor vaksin Covid-19?

Paspor vaksin Covid-19 adalah sebuah dokumentasi digital yang menunjukkan bawah seseorang telah divaksin Covid-19.

Adapun, paspor tersebut disimpan di ponsel atau dompet digital. Data biasanya disajikan sebagai kode QR dan dapat menunjukkan jika seseorang dinyatakan negatif terkena virus--dalam hal ini Covid-19.

Baca juga: 15 Negara di Uni Eropa yang Siap Terima Turis dengan Paspor Vaksin

Sebelumnya, dokumentasi semacam itu belum pernah terjadi. Selama beberapa dekade, orang-orang harus menunjukkan “kartu kuning” sebagai bukti vaksinasi terhadap penyakit seperti kolera, demam kuning, dan rubella saat melancong ke negara tertentu.

Setelah mengetahui apa itu paspor vaksin Covid-19, berikut plus dan minusnya dalam penggunaan paspor kesehatan digital tersebut yang telah Kompas.com rangkum, Kamis (11/3/2021):

Sisi positif paspor vaksin Covid-19

  • Jadi pertimbangan untuk lewati tes tambahan dan karantina

Managing Director di Accenture yang juga memimpin divisi perjalanan dan perhotelan Accenture di APAC, Mike Tansey, telah bekerja sama dengan beberapa maskapai besar dalam strategi paspor kesehatan digital mereka.

Sebanyak tiga maskapai di Amerika Serikat dan beberapa di Asia-Pasifik, termasuk dalam kerja sama tersebut.

Dia mengatakan, rencana tersebut telah dipercepat sejak vaksin diluncurkan. Baginya, kebutuhan akan hal tersebut sangat jelas.

Baca juga: IATA: Paspor Digital Penerbangan akan Diluncurkan Maret 2021

“Jawaban yang jelas adalah iya, kita perlu. Pemerintah mungkin tidak mewajibkanmu memilikinya. Namun, implikasi dari tidak memilikinya akan sangat konyol, sehingga perjalanan tidak akan sepadan,” tutur Tansey, mengutip CNBC.

Adapun, pernyataan tersebut dikatakan oleh Tansey yang mengacu pada pengujian ekstensif dan karantina yang menurutnya tidak manusiawi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com