Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plus dan Minusnya Paspor Vaksin Covid-19 untuk Perjalanan Global

Kompas.com - 12/03/2021, 10:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Namun, sebuah studi dari The Vacationer baru-baru ini menunjukkan, 73,6 persen warga Amerika yang disurvei menyatakan, mereka akan menggunakan paspor kesehatan digital atau aplikasi.

Menurut studi tersebut, mereka bersedia agar maskapai dan otoritas perbatasan dapat memeriksa status vaksinasi dan hasil tes mereka.

  • Efektivitas vaksin terhadap Covid-19 belum jelas

Keberhasilan paspor kesehatan digital bergantung pada efektivitas vaksin. Saat ini, hanya sedikit yang diketahui soal apakah vaksin mencegah penyebaran Covid-19. Namun, penelitian sedang dilakukan.

Baca juga: Kepulauan di Portugal Izinkan Turis yang Sudah Vaksin Covid-19 Berkunjung

WHO telah mendesak kewaspadaan terhadap paspor kesehatan. Mereka mengatakan kepada pihak berwenang dan operator perjalanan untuk tidak memasukkan bukti vaksinasi sebagai syarat untuk perjalanan internasional.

“Ini karena keberhasilan vaksin dalam mencegah penularan belum jelas, dan pasokan vaksin global terbatas,” kata juru bicara WHO.

Tantangan besar dalam paspor vaksin digital adalah mengkoordinasikan berbagai paspor vaksin yang ada dan yang tertunda di pasar. Selanjutnya, memastikan sertifikasi pengguna ditautkan ke fasilitas medis terverifikasi dan disetujui.

“Agar paspor vaksin menjadi alat praktis internasional, perlu ada platform standar yang melintasi semua batas seperti sistem paspor saat ini,” kata Severance.

Saat ini, WHO sedang bekerja sama dengan pihak-pihak termasuk IATA dan International Civil Aviation Organization nutuk mengembangkan standar kartu vaksinasi digital.

  • Tidak semua lapisan masyarakat punya akses internet

Menurut WHO, sekitar 3,6 miliar orang secara global tidak dapat mengakses internet. Lalu, lebih dari 1,1 miliar orang tidak dapat secara resmi membuktikan identitas mereka.

Bagi banyak orang, paspor kertas tetap menjadi hal yang penting. Tidak hanya itu, orang-orang dari negara, wilayah, atau komunitas yang berbeda mungkin tidak mendapat akses ke vaksin atau pengujian Covid-19.

Baca juga: Negara Ini Izinkan Turis yang Sudah Vaksin Covid-19 untuk Liburan

Hal tersebut disampaikan oleh Profesor Bioethics di Case Western Reserve University’s School of Medicine, Dr. Sharona Hoffman.

Dia juga mencatat bahwa negara-negara berpenghasilan rendah mungkin tidak akan menerima vaksinasi hingga tahun 2023 atau lebih.

“Kebijakan yang mencegah mereka bepergian atau mendapatkan layanan lain dapat menjadi diskriminatif dan memperburuk kesenjangan sosial ekonomi,” jelas dia.

  • Bakal ada preseden antarkelompok

Adanya sistem paspor vaksin Covid-19 digital dapat menimbulkan preseden di antara kelompok yang ingin buka kembali. Misalnya adalah restoran dan tempat acara.

Di Israel, negara tersebut telah menciptakan “paspor hijau” untuk memberikan akses kepada warga yang telah divaksin ke tempat-tempat umum.

Pekan ini, beberapa negara bagian di Amerika bergerak untuk mencabut kewajiban menggunakan masker. Hal tersebut dapat memperburuk masalah.

“Saat satu komunitas bergerak ke arah ini, akan ada lebih banyak lagi yang mengikuti. Jika keputusan seperti itu terjadi di seluruh negara, Anda mungkin akan menemukan pemalsuan (carding) vaksin menjadi hal yang biasa,” kata Severance.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Travel Update
Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Travel Update
Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Jalan Jalan
Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Travel Tips
12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Travel Update
Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Travel Update
KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

Travel Update
Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Jalan Jalan
Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Jalan Jalan
Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Travel Update
Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Hotel Story
Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com