Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenparekraf akan Berikan Dana Hibah untuk Bantu Pelaku Ekraf

Kompas.com - 13/03/2021, 11:27 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memberikan dana hibah untuk para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia. Baik yang berada di destinasi wisata, atau pun tidak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Santosa Sungkari dalam acara diskusi strategis Redefining Sustainable Tourism Roadmap secara daring, Selasa (9/3/2021).

“Untuk permodalan kita ada namanya hibah 50 juta untuk pelaku ekraf. Itu hibah tapi, harus bersaing,” kata Hari.

Selain dana hibah berbentuk uang, Hari juga menyebut adanya program bantuan pemerintah khusus untuk komunitas. Bantuan yang dimaksud berbentuk peralatan yang akan mendukung aktivitas produksi.

Baca juga: Adakah Dana Hibah Pariwisata untuk Sektor Selain Hotel dan Restoran?

“Misalnya yang tenun, alat tenun. Kalau fotografi dapat kamera, atau laptop untuk yang game. Kalau fashion bisa dapat alat jahit, untuk kuliner bisa dapat oven, microwave,” jelas Hari.

Bantuan peralatan tersebut akan diberikan khusus untuk komunitas. Dengan kata lain, bantuan seperti ini tidak bisa diajukan oleh perorangan.

“Bahkan waktu itu dari Grobogan ada satu komunitas minta, dan kami buat dapur itu ada 12 tempat masak lengkap dengan microwave, hexos, cold storage,” lanjut dia.

Hanya komunitas atau yayasan yang bisa menunjukkan bukti kegiatan telah berlangsung, bukannya hanya baru berdiri, yang bisa mengajukan program bantuan peralatan ini.

“Nanti pertengahan tahun akan diumumkan, masuk ke website banper.kemenparekraf.go.id. silakan sering-sering lihat website kita ada beberapa penawaran,” imbuhnya.

Ilustrasi wisatawan mancanegara menyaksikan Tari Kecak di Pura Uluwatu. SHUTTERSTOCK/MAZUR TRAVEL Ilustrasi wisatawan mancanegara menyaksikan Tari Kecak di Pura Uluwatu.

Pentingnya digitalisasi

Hari juga menekankan betapa pentingnya digitalisasi terkait keberhasilan upaya memajukan ekraf di Indonesia. Termasuk sektor ekraf yang ada di destinasi wisata.

Pasalnya, pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi sektor ekraf. Khususnya subsektor ekraf yang sangat bergantung dengan kedatangan orang.

Beberapa subsektor ekraf yang bisa mengandalkan digitalisasi di masa pandemi ini, sambung Hari, masih cukup bisa bertahan dengan baik.

Hari menyebut total ada 17 subsektor di ekraf, di antaranya adalah aplikasi, game, arsitektur, desain interior, desain visual, desain komunikasi publik, musik, film, fashion, seni rupa, seni pertunjukkan, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Dana Hibah Pariwisata Gianyar Sekitar Rp 135 Miliar, 70 Persen untuk Hotel dan Restoran

“Namun ada beberapa subsektor yang sebenarnya tidak harus dengan revenue orang tapi juga jualan digital. Contoh, ini peningkatan penjualan kuliner selama pandemi tetep naik. Ini berlaku bagi mereka yang mau shift dari restoran ke delivery. Termasuk juga kerajinan, tenun, batik, yang jadi fashion, tas,” terang Hari.

Tak itu saja, beberapa aktivitas wisata juga mungkin akan melibatkan aplikasi digital buatan anak bangsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com