KOMPAS.com – Hari Raya Nyepi merupakan tahun baru Saka yang dirayakan umat Hindu Nusantara dengan cara menyepi. Hari Raya Nyepi tahun 2021 ini jatuh pada Minggu (14/3/2021) hingga Senin (15/3/2021).
Saat Nyepi, seluruh warga Bali maupun wisatawan yang ada di pulau tersebut harus berdiam di rumah dan tidak melakukan aktivitas di luar. Umat Hindu Bali merayakan Nyepi dengan tapa brata penyepian atau empat pantangan.
Empat larangan saat Nyepi yang dilakukan selama tapa brata penyepian adalah amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang).
Baca juga: 10 Ucapan Hari Raya Nyepi 2021 yang Penuh Makna
Sebelum melakukan Nyepi, terdapat berbagai rangkaian yang dilakukan. Berikut ini rangkaian upacara dan ritual yang harus dilakukan umat Hindu baik sebelum ataupun sesudah Nyepi.
Dua hari sebelum hari raya Nyepi, biasanya umat Hindu akan melaksanakan upacara Melasti. Mereka akan melaksanakan sembahyang di laut.
Sementara upacara Melasti bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan Nyepi. Mereka akan melebur segala macam kotoran pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Dalam upacara Melasti, umat Hindu yang mengikuti acara ini akan mendapatkan air suci yang disebut Angemet Tirta Amerta. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut adalah air kehidupan.
“Melasti itu adalah purification. Umat pergi ke laut, ke danau, ke sungai, pokoknya ke tempat-tempat sumber air karena air adalah sumber kehidupan,” kata Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Gede Pitana pada Kompas.com, Selasa (24/3/2020).
Upacara ini juga jadi ajang pembersihan dan penyucian benda sakral milik tempat ibadah Hindu. Nantinya, benda tersebut akan diarak keliling desa.
Pelaksanaan upacara Melasti dilengkapi berbagai sesajen sebagai simbol Trimurti, yakni tiga dewa dalam agama Hindu. Ketiga dewa tersebut adalah Wisnu, Siwa, dan Brahma. Juga Jumpana, singgasan Dewa Brahma.
Baca juga: Melasti dan Pengerupukan, Upacara Sebelum Melakukan Nyepi
Di Bali, biasanya upacara ini dilaksanakan di lokasi seperti Pantai Sanur, Pantai Candidasa, atau Pantai Klotok.
Tawur Kesanga atau Mecaru biasanya dilaksanakan sesudah Melasti, tepatnya sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Menurut Pitana, ada pula pengerupukan, yakni upacara untuk membersihkan alam yang disimbolkan dengan pecaruan. Pitana mengatakan, “caru” berarti upacara untuk para bhuta kala.
Salah satu rangkaian acara ini adalah pawai festival ogoh-ogoh yang dilaksanakan di Kuta, Bali. Ogoh-ogoh merupakan boneka raksasa yang terbuat dari bubur kertas dan rangka bambu.
Ogoh-ogoh dianggap mewakili sifat buruk atau jahat manusia. Itulah mengapa bentuk ogoh-ogoh biasanya menyeramkan.
Setelah pawai selesai, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai lambang pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.
Sayangnya, selama masa pandemi Covid-19 pawai ogoh-ogoh ini ditiadakan karena dianggap mudah menimbulkan kerumunan yang berisiko terhadap penularan virus.
Setelah ritual-ritual tersebut, tibalah Hari Raya Nyepi. Tahun ini, Nyepi jatuh pada Minggu (14/3/2021). Kegiatan ini akan dilakukan selama 24 jam, biasanya dimulai pukul 06.00 WITA-06.00 WITA keesokan harinya.
Umat Hindu serta wisatawan dan pendatang yang ada di Pulau Bali harus menjalankan empat pantangan yang berlaku. Mereka tidak boleh bepergian ke luar rumah, menyalakan api atau penerangan yang terlalu terang, tidak boleh berisik, dan tidak boleh mencari hiburan.
Baca juga: Bagaimana Perayaan Nyepi di Tengah Virus Corona?
Namun, bagi wisatawan yang menginap di hotel tetap bisa beraktivitas, dengan catatan masih harus berada di dalam lingkungan hotel.
Untuk mengawasi aktivitas warga dan wisatawan, ada pecalang atau petugas patroli adat yang berkeliling. Jika ada pelanggaran, mereka akan meminta pelanggar untuk kembali ke rumah atau hotel mereka.
Setelah kegiatan nyepi dilakukan, akan diadakan kegaitan Ngembak Geni. Biasanya masyarakat Bali akan bersilaturahim ke sanak saudara. Salah satu tradisi di hari Ngembak Geni adalah ritual Med-medan, atau dikenal pula Omed-omedan.
Biasanya di Desa Sesetan di Denpasar, terdapat ritual saling berciuman bergantian yang dilakukan para muda-mudi Bali.
Baca juga: Liburan di Bali Saat Nyepi? Berikut Tipsnya
Namun karena adanya pandemi Covid-19, tentu saja pelaksanaan rangkaian Ngembak Geni akan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.