Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suvenir Batu Akik Aceh: Dulu Laku Miliaran Rupiah, Kini Merana

Kompas.com - 14/03/2021, 20:31 WIB
Masriadi ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com- Vitun Celvin (40) warga Desa Kuta Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, tengah sibuk mengatur aneka cincin, gelang, dan liontin di atas meja. Dia membuka lapak jualan batu Aceh di pojokan Taufik Kupi 2, Kota Lhokseumawe.

Di situlah, selepas jam kantor, Vitun membuka dagangan. Jika malam, dia membuka lapak di Royal Caffe, Kota Lhokseumawe. Dirinya merupakan salah satu pedagang batu yang masih bertahan hingga kini. 

Dulu tahun 2015, demam batu melanda masyarakat nusantara. Aneka batu akik menjadi primadona. Harga pun melambung tinggi, bahkan mencapai miliaran rupiah. Namun memasuki 2018, demam batu akik mulai sirna.

Baca juga: Hotel Baru di Aceh Tengah Ini Sudah Beroperasi, Berikut Harga Kamarnya

 

Saat ini, pandemi Covid-19 seolah menjadi pukulan pamungkas kepada para perajin batu akik. Banyak perajin yang ramai-ramai gulung tikar, termasuk di Aceh.

“Kalau dulu bisa paling mahal ratusan juta. Sekarang itu, bisa jual terbagus saja Rp 4 juta per cincin,” kata Vitun mengenang masa kejayaan batu di tanah air, Jumat (12/3/2021).

Jenis batu yang paling dicari saat ini yaitu idocrase lumut, giok, biosolar dan solar. Batu itu diambil dari kawasan Aceh Tengah dan Nagan Raya, Provinsi Aceh.

Pedagang batu akik di Kota Lhokseumawe, Jumat (12/3/2021)KOMPAS.COM/MASRIADI SAMBO Pedagang batu akik di Kota Lhokseumawe, Jumat (12/3/2021)

 

“Saya sekarang termurah itu Rp 200.000 sampai termahal Rp 12 juta. Itu sudah maksimal sekali,” kata Vitun.

Pedagang lainnya, Reza Anrico, menyebutkan untuk menjual batu dalam harga puluhan juta itu sangat langka. 

“Kemarin itu ada laku Rp 25 juta. Itu batu menang kontes. Cincin menang kontes. Lakulah semahal itu. Namun itu jarang-jarang sekali bisa laku semahal itu,” kata dia.

Baca juga: Tempat Wisata Unggulan di Banda Aceh Ditata, Tambah Dermaga Lagi

Dia menyebutkan, meja batu dijual baru-baru ini seharga Rp 30 juta yang merupakan batu giok. Di nusantara, giok aceh itu masih memesona.

Secara umum, peminat batu akik menurun drastis. Hanya penggemar fanatik yang masih berburu batu. Selain mereka, pembeli batu akik aceh saat ini biasanya adalah para pejabat dari pusat yang membelinya sebagai suvenir.

“Namun kita tetap jualan batu. Ini bukan sekadar demi uang. Ini juga hobi,” terang Reza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com