Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Naik VW di Wulenpari dan Nikmati Kawasan Perdesaan Gunungkidul

Kompas.com - 15/03/2021, 07:07 WIB
Markus Yuwono,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Pesona Gunungkidul, Yogyakarta, seolah tak ada habisnya untuk dikunjungi. Pengelola wisata pun berlomba-lomba melakukan inovasi, salah satunya pengelola wisata Wulenpari, Kalurahan Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul.

Dengan kunjungan terbatas dimasa pandemi ini, pengelola kawasan Wulenpari membuat inovasi unik, yakni dengan paket Wisata Rp 150.000 bisa mengunjungi kawasan wisata geosite Gunung Batur atau kawasan Patuk naik mobil Volkswagen (VW) klasik.

Pengunjung juga bisa menikmati makanan sehat hingga beristirahat di kawasan wisata di bantaran Sungai Oya.

Baca juga: Sensasi Berbeda Keliling Wisata Mangunan, Pakai Jeep Wisata

Perjalanan dimulai dari Wulenpari lalu dilanjutkan berkeliling ke geosite, seperti Gunung Ireng, Gunung Api Purba Nglanggeran, hingga kawasan wisata pembuatan topeng Bobung.

"Kami hanya menerima paket wisata grup kecil maksimal 15 orang agar protokol kesehatan tetap terjaga," kata Salah seorang pengelola Wulenpari bernama Aminudin Azis saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/3/2021).

Ia melanjutkan bahwa penggunaan VW karena kendaraannya unik. Selain itu, penutup atas bisa dibuka, sehinggan pengunjung bisa menikmati sinar matahari dan segarnya udara desa.

Berkunjung ke Wulenpari Gunungkidul, reservasi dulu

Aziz mengatakan bahwa untuk berkunjung bisa reservasi terlebih dahulu melalui akun media sosial Wulenpari.

Menuju Wulenpari jika dari Yogyakarta adalah masuk ke tikungan Beji yang sudah ada tulisan masuk ke kawasan Jelok dan Wulenpari. Susuri jalan aspal kecil dan baru dibangun untuk masuk ke samping jembatan permanen yang baru dibuat.

Nantinya, pengunjung akan melewati jembatan gantung yang cukup unik karena saat berjalan bisa bergoyang, langsung memasuki sebuah kawasan yang cukup asri.

 

Saat berjalanan, di kanan terdapat Sungai Oya yang airnya mengalir sepanjang tahun. Setelah itu, wisatawan akan disambut hamparan hijau rumput dan bangunan tradisional.

Jika berkunjung saat ada kegiatan atau akhir pekan, akan terdengar alunan musik tradisional yang syahdu. Beberapa rumah tradisional juga didirikan untuk homestay.

Baca juga: Omah Cantrik Kulon Progo, Susur Desa Naik VW Safari

Salah satu pengunjung bernama Edo mengaku tertarik dengan konsep yang ditawarkan wulenpari. Sebab bisa menikmati kawasan wisata sambil naik mobil lawas.

"Kemarin sempat ke sana. Selain naik VW, saya suka suasananya yang sejuk dan menikmati hidangannya bisa metik dan dinikmati langsung," tutur dia.

Aktivitas wisata di Wulenpari, Gunungkidul

Puas menikmati kawasan wisata, pengunjung diajak menikmati keindahan bangunan berarsitektur Jawa dan halaman yang ditumbuhi rumputan hijau di Wulenpari.

Tak perlu takut panas karena rindangnya pepohonan bisa menangkal sinar matahari. Menengok ke selatan, aliran sungai oya menambah adem suasana.

Suasana di sekitar Wulenpari, Desa Beji, Kecamatan Patuk, GunungkidulKOMPAS.com/MARKUS YUWONO Suasana di sekitar Wulenpari, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul

Wulenpari mempunyai resto dan homestay. Di sana, pengunjung juga bisa belajar seputar pertanian organik. Bahkan, wisatawan bisa memetik sayuran dari tanaman yang ditanam secara hodroponik di halaman dan memasak sendiri.

Sayuran pun beragam, mulai dari sawi hingga paprika. Jika ingin memasak dengan dibakar, tersedia pula daging yang bisa dibakar langsung dan dinikmati bersama sayuran segar seperti masakan Korea atau Jepang.

Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam Wisata Pantai di Gunungkidul

"Makanannya pun sehat karena dipetik sendiri, dan menggunakan sistem hidroponik," kata Azis.   

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com