KOMPAS.com – OJ Organic Farm adalah salah satu dari perkebunan organik yang menawarkan aktivitas wisata untuk para pengunjungnya.
Kemunculan tren organic farm yang juga jadi tempat agrowisata seperti ini sudah terjadi beberapa tahun terakhir. Bahkan, trennya malah makin berkembang setelah pandemi Covid-19 melanda Indonesia awal tahun 2020.
“Kalau menurut saya, dua sampai tiga tahun terakhir kan banyak ya masyarakat urban yang mulai dari rooftop garden. Saya sendiri awalnya mulai dari rooftop garden,” kata pemilik OG Organic Farm bernama Rika saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/3/2021).
Menurut dia, banyak masyarakat urban yang mengubah gaya hidup mereka, yakni cenderung mencari sayuran dan buah-buahan yang ditanam secara organik.
Baca juga: Soekapi Camp Bogor, Camping ala Hotel di Lereng Gunung Salak
Setelah bertanam organik di rumahnya sendiri selama beberapa waktu, ia kemudian terinspirasi untuk mencari lahan terpisah agar bisa secara serius mengembangkan kebunnya.
“Saya juga ikut akun-akun kayak kalau di Facebook dan Instagram itu tadinya ada Humans to Grow Food. Saya follow itu. terinspirasi dari akun-akun, saya kemudian coba cari juga lahan,” sambung Rika.
Maret 2020, ia akhirnya mendapatkan sebuah lahan di Cimande, Bogor. Lahan seluas lebih kurang 1,3 hektar itu kemudian dikembangkan secara perlahan mulai pertengahan 2020.
Awalnya, lahan tersebut hanya dimanfaatkan sebagai tempat bercocok tanam organik yang hasilnya akan dikonsumsi keluarganya sendiri, juga teman-teman dan tetangga sekitarnya.
Namun karena hasil panen berlebih, ia memutuskan untuk coba menjualnya. Sayangnya selain pasar organik masih terbatas, jarak Cimande dengan target pasar juga dirasa cukup jauh.
Seringkali biaya perjalanan membawa hasil panennya jauh lebih besar dari pada harga hasil panen itu sendiri.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.