KOMPAS.com - Ubud yang dulunya menjadi tujuan utama wisatawan di Gianyar, Bali mendadak sepi akibat adanya penyebaran virus Covid-19. Sepinya wisatawan di Ubud tentunya membawa dampak besar pada sektor perekonomian, khususnya pariwisata.
Ini dapat dilihat dari restoran yang hampir 90 persen tutup dan harus merumahkan pekerjanya karena tidak mampu membayar upah di tengah kondisi Covid-19.
“Kalau untuk restoran, hampir 90 persen tutup," kata Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gianyar Pande Mahayana Adityawarman saat di hubungi Kompas.com, Selasa (16/3/2021).
Baca juga: PHRI Gianyar: Harapan Pariwisata Bali Bisa Buka Tahun Ini, Bukan 2022
Ia melanjutkan, beberapa restoran ada yang mencoba buka dengan mencari momen-momen seperti natal dan tahun baru, juga saat long weekend.
Dampak kepada hotel
Hotel pun turut merasakan dampak pandemi. Jumlah tamu yang menginap menurun drastis, khususnya ketika ada pembatasan kegiatan masyarakat.
Karena penghasilan hotel yang tidak dapat menutup maintenance tempat dan membayar upah, banyak dari pekerja yang harus dirumahkan.
“Sebelumnya saat natal dan tahun baru masih lumayan ada penghasilan. Tetapi setelah ditetapkan pembatasan kegiatan masyarakat itu menurun drastis," ujar Adit.
Ia melanjutkan bahwa tamu yang menginap saat weekend tetap tidak dapat menutup biaya maintenance tempat, seperti listrik.
Akibatnya, banyak pekerja pariwisata di Ubud yang dirumahkan pulang ke kampung asalnya lalu mulai berkebun dan bertani. Ada juga yang membuka usaha seperti usaha makanan.
“Jika kondisi ini berlangsung terus menerus tentunya akan sangat berdampak pada usaha-usaha tersebut dan tidak akan bertahan lama," imbuh Adit.
Dirinya pun berharap semua vaksin yang diupayakan dan diberikan kepada masyarakat Bali supaya bisa lebih cepat terealisasi agar pintu wisata untuk internasional dapat dibuka kembali.
PHRI juga melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan wisata dengan memberikan paket-paket wisata yang lebih terjangkau dan murah untuk menjangkau wisatawan dalam negeri.
Baca juga: Nomad Staycation di Bali, Kemenparekraf Rumuskan Long Term Visa untuk Turis Asing
“Tetapi adanya PPKM ini membuat animo pengunjung yang harapannya dari Jakarta, Surabaya, dan daerah lainnya justru berkurang. Hanya warga lokal Bali saja, itupun juga tidak banyak dan belum bisa mengcover pengeluaran," tutur Adit.
Pemerintah pun diharap mau membantu pelaku wisata, seperti memberi pinjaman lunak yang dapat dikembalikan beberapa tahun ke depan untuk kembali menggerakan sektor pariwisata di Bali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.