Desa Wisata Ende, juga dikenal dengan Desa Wisata Sasak Ende atau Dusun Sasak Ende, berlokasi di Jalan Sawe-Batu Riti nomor dua, Kecamatan Pujut. Jarak dari desa menuju sirkuit Mandalika adalah sekitar 11,7 kilometer atau 21 menit menggunakan mobil.
Lendek mengatakan, wisatawan yang tiba di sana akan disambut oleh tradisi Peresean yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram.
“Di Ende ada musim-musim tertentu, ada kegiatan ada. Ada kegiatan Peresean yang saling pukul, ada acaranya. Kalau kunjungan biasa disuguhkan sebagai sambutan,” ujar Lendek.
Melansir Kompas.com, Senin (14/10/2019), tradisi tersebut pada zaman kerajaan diikuti oleh pemuda suku Sasak yang ingin bergabung menjadi prajurit.
Adapun, Peresean dilakukan untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian para pemuda karena para petarung dilengkapi dengan tongkat rotan dan perisai dari kulit kerbau.
Selain itu, tradisi Peresean diyakini oleh masyarakat sebagai ritual meminta hujan saat musim kemarau panjang. Sembari menikmati tradisi Peresean, kamu juga bisa mengobrol dengan warga setempat dan bertanya seputar kegiatan sehari-hari dan adat istiadat mereka.
“Kemudian ada sangkap warige, itu untuk menentukan kapan hari bau nyale. Di Ende, wisatawan bisa minum jamu,” jelas Lendek.
Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam Wisata Budaya di Mandalika Lombok Tengah
Dia melanjutkan, di desa tersebut juga ada pelaksanaan acara Isra Miraj khas penduduk setempat yang sudah dilakukan secara turun temurun.
Saat berkunjung ke sebuah desa wisata, kegiatan yang tidak pernah luput dilakukan oleh wisatawan adalah berkeliling untuk menikmati pemandangan rumah adat yang masih berdiri kokoh hingga kini.
Di Desa Wisata Ende, kamu akan disuguhi pemandangan rumah adat yang cukup unik. Sebab, letak atapnya lebih rendah dari pintu.
Hal tersebut sengaja dibuat sedemikian rupa lantaran memiliki filosofi tersendiri—para tamu yang menundukkan kepala saat memasuki bangunan merupakan simbol penghormatan kepada tuan rumah.
Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam Wisata Pantai di Mandalika Lombok Tengah
Ketika memasuki rumah adat, kamu akan disambut oleh segarnya udara yang ada karena para warga setempat mendirikannya menggunakan material bangunan yang terbuat dari alam.
Selain alang-alang dan bambu yang dirajut sebagai atap, lantainya pun dibuat menggunakan tanah liat. Terkait lantai, ada satu hal yang unik.
Para warga setempat melumuri lantai dengan kotoran sapi atau kerbau agar tanah liat tetap kokoh dan tidak mudah retak. Fungsi penggunaan “semen alami” tersebut juga untuk mengusir nyamuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.