KOMPAS.com – Sebuah pameran di Belanda tentang bau harum dan busuk pada abad ke-17 akan dipasangkan dengan lukisan untuk menghidupkan mereka kepada pengunjung.
Melansir Lonely Planet, Jumat (19/3/2021), pameran bertajuk Fleeting–Scents in Colour akan dibuka di Museum Mauritshuis sesaat setelah tempat wisata dibuka kembali usai penutupan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Dulu di Belanda, Kini Keris Bugis Ada di Museum Nasional
Museum tersebut berupaya untuk melakukan penelitian sejarah yang berkaitan dengan bau melalui pameran yang berisi hampir 50 lukisan, gambar, dan obyek.
Nantinya, pengunjung dapat menemukan aroma bunga dan parfum, bau busuk kanal dan bau badan yang tidak sedap, serta bau dari negeri yang jauh pada saat itu, seperti rempah-rempah, tembakau, kopi, dan teh.
Ide dari pameran tersebut adalah untuk melihat apakah kehidupan di abad ke-17 dapat ditangkap melalui bau, menyelidiki persepsi sensorik, dan konotasi aroma yang dimiliki oleh karya seni.
Dalam karya Still Life of Flowets and Fruit dari tahun 1670 milik Abraham Mignon, sang seniman menggabungkan limpahan bunga dengan buah yang terlalu matang.
Adapun, buah yang terlalu matang tersebut sudah dihinggapi oleh semut dan serangga lainnya. Hasil dari penggabungan tersebut adalah aroma manis melon yang telah dibelah.
Baca juga: Sejarah Lomba Panjat Pinang, Dipelopori Penjajah Belanda?
Selain Mignon, ada juga Pieter de Hooch’s dalam Interior with Women in front of a Linen Cupboard dari 1663.
Karya tersebut melambangkan ibu rumah tangga Belanda yang dikenal di seluruh Eropa karena rumahnya yang bersih dan rapih pada abad ke-17.
Pengunjung bisa hirup aroma yang ditawarkan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.