Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 27/03/2021, 20:31 WIB

KOMPAS.com – Ketua Pokdarwis Desa Bilebante Pahrul Azim mengatakan bahwa dahulu masyarakat di daerahnya atau juga dikenal dengan Desa Wisata Hijau Bilebante, hanya mengandalkan galian pasir sebagai sumber pendapatan.

“Ini kami ambil kata “hijau” karena dulu di sini dikenal dengan pasir yang sangat bagus. Dulu masyarakat kami hanya mengandalkan galian pasir,” ungkapnya.

Hal tersebut dia sampaikan dalam acara bincang virtual Karya Kreatif Indonesia bertajuk “Talkshow Desa Wisata 'Ikon Andalan Baru Wonderful Indonesia'”, Rabu (24/3/2021).

Baca juga: 3 Desa Wisata di Lombok Tengah Sudah Sertifikasi CHSE

Kendati demikian, warga desa yang lokasinya di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat tersebut mulai beralih mencari pendapatan dari sektor pariwisata setelah mendapat pelatihan dari beberapa pihak, salah satunya adalah Kopwan Putri Rinjani.

“Tahun 2014 akhir ada program Pijar (sapi, jagung, dan rumput laut). Dari sekian orang yang dilatih, di Bilebante ada Kopwan Putri Rinjani yang diketuai Hajjah Zaenab. Karena program ini berhasil membuat produk namanya Tortilla, itu banyak yang studi banding ke Bilebante,” kata Pahrul.

Sejak saat itu, lanjut Pahrul, para pemuda melihat bahwa mereka yang studi banding berpotensi dijadikan pengunjung yang tinggal lebih lama di sana.

“Kami berpikir, kalau lama di Bilebante, maka minimal dia beli air putih. Jadi ketika beli air putih, ada pergerakan ekonomi di sana,” tuturnya.

Baca juga: Kemendes PDTT: Hampir Seribuan Desa Wisata Ikut Pelatihan Virtual Tour

Selain Kopwan Putri Rinjani, ada juga pelatihan dari Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) melalui kerja sama Indonesia-Jerman dan Bappenas.

Selanjutnya, pelatihan juga diberikan oleh Allianz dan Kemenkop UKM terkait pengelolaan paket wisata, teknik memandu wisatawan yang baik, serta bagaimana cara menerima tamu, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Moh Faozal mengatakan, warga Desa Bilebante juga mendapat pelatihan dari Martha Tilaar.

“Martha Tilaar berikan pelatihan tenaga-tenaga terapis di desa wisata, ada wellness tourism. (Wisatawan) bisa terapi dengan anak-anak yang terampil, dibina, dan diajari mereka untuk aktivitas itu,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.

Tidak mudah untuk beralih ke sektor pariwisata

Sejumlah pelatihan dan pembinaan telah berlangsung sejak akhir 2014. Alhasil, penduduk Desa Bilebante pun makin siap untuk secara resmi buka sebagai desa wisata pada 2016.

Meski begitu, dalam kurun waktu hingga desa wisata diluncurkan, Desa Bilebante sudah menerima tamu termasuk orang-orang yang melakukan studi banding terkait produk yang dihasilkan warga setempat dari program Pijar (sapi, jagung, dan rumput laut).

“Yang pertama kami siapkan adalah peraturan desa. Kenapa? Kami tidak ingin berdebat di akhir atau saat desa wisata dikenal,” kata Pahrul.

Tempat wisata bernama Desa Wisata Bilebante di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah)dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah Tempat wisata bernama Desa Wisata Bilebante di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (dok. GoMandalika.com | Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lombok Tengah)

Dia menyebutkan, para tokoh masyarakat di Bilebante menyepakati Peraturan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Desa Wisata.

Meski para tokoh masyarakat sudah menyepakati peraturan tentang pengelolaan Desa Wisata Bilebante, Pahrul mengatakan bahwa pada saat itu jalur yang dilalui tidak cukup mudah.

“Tidak mudah memang meyakinkan masyarakat bagaimana itu pariwisata. Perdebatan yang alot waktu itu ada dua, pertama adalah pariwisata ini mendatangkan ekonomi yang bagus tapi ada aspek sosialnya,” ucap dia.

Aspek sosial yang dimaksud adalah jika wisatawan yang datang ke sana tidak memakai pakaian yang rapi atau ada hal negatif lainnya. Melalui perundingan lebih lanjut, terciptalah kesepakatan atau aturan yang wajib dipatuhi wisatawan saat berlibur ke Bilebante.

Baca juga: 244 Desa Wisata di 5 Destinasi Super Prioritas Bisa Jadi Tujuan Wisman Long Term Visa

Alhamdulillah pada 1 September 2016, kami luncurkan Desa Wisata Hijau Bilebante,” ujar Pahrul.

Setelah menjadi sebuah desa wisata, masyarakat Bilebante mengubah bekas galian pasir menjadi sebuah taman bernama Lembah Gardena.

Berkonsep ekowisata, wisatawan akan disuguhi beragam tanaman dan pepohonan indah yang tumbuh asri di sana. Selain itu, di sana juga ada sebuah kolam berbentuk hati yang dapat dijadikan sebagai spot foto.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+