Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Suci Galungan, Apa Saja Rangkaiannya?

Kompas.com - 14/04/2021, 14:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari Suci Galungan merupakan perayaan besar umat Hindu Bali yang dilakukan setiap 210 hari sekali. Perayaan ini memiliki perhitungan berdasarkan wuku.

Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana I Gede Pitana mengatakan, India memiliki perayaan yang mirip dengan Galungan bernama Diwali.

Dalam wawancara pada 14 Februari 2020, dia menuturkan, perayaan tersebut sama-sama merayakan kemenangan kebaikan (dharma) atas ketidak baikan (adharma).

Hari Suci Galungan memiliki serangkaian upacara yang panjang sekali. Mulai dari 35 hari sebelum Galungan, masyarakat Bali melakukan upacara di kebun. Mereka berdoa supaya hasil kebun bagus,” jelasnya.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Suci Galungan Penuh Makna

Upacara di kebun tersebut dilakukan agar hasil kebun yang bagus dapat digunakan saat Galungan mendatang.

Menurut Pitana, beberapa orang Bali setidaknya memiliki dua hingga tiga kebun. Ke masing-masing kebun tersebut, mereka kerap berkunjung untuk berdoa.

Doa ini dilakukan hanya pada hari ke-35 sebelum Galungan. Pitana mengatakan bahwa rangkaian doa tersebut dinamakan sebagai Tumpek Pengatag.

Rangkaian upacara menjelang Galungan

Pada hari ke-6 sebelum Galungan, atau disebut dengan Sugihan Jawa, umat Hindu Bali juga memiliki rangkaian upacara.

Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memeriksa suhu tubuh umat Hindu yang akan bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (16/9/2020). Perayaan Hari Raya Galungan yang merupakan hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) tersebut diikuti umat Hindu di Pulau Dewata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memeriksa suhu tubuh umat Hindu yang akan bersembahyang saat Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (16/9/2020). Perayaan Hari Raya Galungan yang merupakan hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) tersebut diikuti umat Hindu di Pulau Dewata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19.

“Jawa di sini artinya bukan pulau Jawa atau orang Jawa. Jawa itu artinya luar. Jadi tujuan Sugihan Jawa adalah upacara untuk membersihkan alam dan fisik di luar tubuh manusia,” jelas Pitana.

Dalam upacara tersebut, masyarakat Hindu Bali juga akan mulai membersihkan pura, baik itu pura-pura di pedesaannya atau pura keluarga yang terletak di pekarangan rumah masing-masing.

Lalu, mereka akan lanjut bersembahyang untuk menyucikan dan membersihkan diri. Pada hari ketiga, umat Hindu umumnya akan serentak membuat tapai, kue, dan sesajen.

Baca juga: Merayakan Galungan dan Kuningan di Wassenaar Belanda

Sementara itu, lanjut Pitana, hari keempat adalah hari kosong. Hari ini dijadikan waktu untuk beristirahat sejenak sebelum melakukan upacara keagamaan lain esok.

Dua hari sebelum Galungan berlangsung, masyarakat Hindu Bali akan mulai memasang dekorasi penjor di halaman rumah dan di sepanjang jalan.

“Penjor itu bambu yang dilengkungkan kemudian dihias. Penjor itu lambang dari alam. Makanya penjor berisi buah-buahan, padi, hasil pertanian. Idealnya isi penjor itu hasil pertanian dari kebun yang telah didoakan,” kata Pitana.

Umat Hindu berjalan menuruni pura setelah melakukan  persembahyangan bersama Hari Raya Galungan di  Pura Parahyangan Agung Jagatkarta, Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/9/2020). Hari Raya Galungan merupakan hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) yang dirayakan umat Hindu setiap enam bulan sekali dengan melakukan persembahyangan di tiap-tiap Pura.ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA Umat Hindu berjalan menuruni pura setelah melakukan persembahyangan bersama Hari Raya Galungan di Pura Parahyangan Agung Jagatkarta, Taman Sari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/9/2020). Hari Raya Galungan merupakan hari kemenangan kebenaran (Dharma) atas kejahatan (Adharma) yang dirayakan umat Hindu setiap enam bulan sekali dengan melakukan persembahyangan di tiap-tiap Pura.

Sehari sebelum Galungan

Sehari sebelum Galungan, juga disebut dengan Hari Penampahan, Pitana mengatakan bahwa umat Hindu di Bali akan mempersiapkan daging untuk upacara Galungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com