Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Kuningan, Desa Munggu di Badung Bali Punya Tradisi Mekotek

Kompas.com - 15/04/2021, 12:14 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah desa di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali bernama Desa Munggu memiliki tradisi yang telah ada sejak zaman Kerajaan Mengwi bernama tradisi Mekotek.

Tradisi Mekotek atau ngrebeg adalah tradisi sakral yang kerap dilakukan setiap Hari Raya Kuningan, atau setiap enam bulan sekali.

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diketahui Seputar Hari Raya Kuningan

Melansir Tribun Bali, Sabtu (5/1/2019), tradisi leluhur ini telah mendapat sertifikat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 27 Oktober 2016 sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Tradisi ini bertujuan untuk menolak bala dan memohon keselamatan. Selain itu, Mekotek juga diyakini warga setempat sebagai tradisi sakral untuk mengusir roh jahat.

Sempat dihentikan oleh Belanda

Meski masih dilakukan hingga kini, namun tradisi Mekotek sempat dihentikan oleh Belanda saat mereka menjajah Nusantara.

Pada saat itu, para penjajah menganggap bahwa tradisi tersebut adalah sebuah pemberontakan. Alhasil, dihentikanlah tradisi Mekotek.

Kendati demikian, saat dihentikan, masyarakat desa terkena wabah penyakit. Akhirnya, tradisi tersebut kembali dilakukan hingga kini.

Baca juga: Simak, Ini Bedanya Galungan dan Kuningan

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Munggu pada saat itu yang bernama I Putu Suada menjelaskan, penghentian oleh Belanda tersebut terjadi pada tahun 1940.

Pelarangan disebabkan lantaran mereka mengira kalau warga Desa Munggu akan menyerang mereka dengan tombak.

“Akhirnya sempat dihentikan sehingga di desa kami terjadi bencana. Orang meninggal itu beruntun dan banyak. Dan di sawah kami banyak hama dan tidak pernah mendapat hasil pertanian,” ungkap Suada, melansir Tribun Bali.

Tradisi Mekotek untuk merayakan Hari Raya Kuningan dilakukan oleh warga Desa Munggu, Badung, Bali.shutterstock/Gekko Gallery Tradisi Mekotek untuk merayakan Hari Raya Kuningan dilakukan oleh warga Desa Munggu, Badung, Bali.

Lebih lanjut dia bercerita bahwa warga setempat berhasil berdiskusi dengan Belanda sehingga tradisi Mekotek diizinkan untuk dilakukan kembali dengan syarat.

“Tidak membawa tongkat, tetapi di atasnya diikat pandan berduri itu lambang dari sebuah tombak, ketajaman dan tamiang simbol permohonan,” jelas Suada.

Setelah tradisi Mekotek dilakukan kembali, desa menjadi makmur.

Peserta Tradisi Mekotek

Pada tahun 2019, Desa Munggu memiliki 1.118 kepala keluarga. Saat tradisi dilakukan, dalam satu rumah, sebanyak dua hingga tiga anggota keluarga turut berpartisipasi.

Bendesa Munggu pada saat itu I Made Rai Sujana mengatakan, jumlah peserta tradisi Mekotek bisa mencapai 2.000 orang karena hal tersebut.

Baca juga: Hari Suci Galungan, Ada Tradisi Ngejot yang Sarat Makna

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com