Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Kuningan, Desa Munggu di Badung Bali Punya Tradisi Mekotek

Kompas.com - 15/04/2021, 12:14 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Menurut dia, peserta tradisi yang wajib ikut adalah mereka yang telah dianggap dewasa atau berusia 14 tahun ke atas. Selama mereka kuat dan bisa, maka mereka ikut.

Dalam pelaksanaannya, peserta lelaki memegang kayu sementara peserta perempuan mengiringinya.

Jenis kayu yang digunakan

Dalam tradisi Mekotek, jenis kayu pulet sepanjang 3,5-4 meter digunakan oleh para peserta. Mereka membawa sendiri kayu tersebut.

Sujana mengatakan, kayu pulet dapat digunakan berkali-kali dan tahan hingga sepuluh tahun. Kayu dapat dicari di sekitar Desa Munggu atau desa tetangga.

Sujana menjelaskan bahwa setiap ada tradisi Mekotek, kayu yang digunakan tidak selalu baru, misalnya adalah lima kayu miliknya yang dapat dipakai berkali-kali.

“Dulu, sebelum di sini padat penduduk, (kayu pulet) mudah ditemukan dimana-mana. Namun saat ini banyak ditemukan di Tabanan,” tutur dia.

Perayaan Tradisi Mekotek

Mengutip Kompas.com, Sabtu (26/9/2020), tradisi Mekotek akan digelar pada Hari Raya Kuningan dan dimulai sejak siang hari.

Sebelum berlangsung, para warga akan berkumpul terlebih dahulu di depan Pura Puseh Desa Adat Munggu. Selanjutnya, para warga akan mengawali Tradisi Mekotek dengan bersembahyang bersama.

Setelah itu, mereka akan berjalan kaki mengelilingi seluruh desa dengan membawa tongkat kayu pulet. Usai berkeliling, mereka akan kembali ke pura awal.

Baca juga: Hari Suci Galungan, Apa Saja Rangkaiannya?

Selanjutnya, para peserta akan dibagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing terdiri dari sekitar 50 orang.

Kemudian, tradisi Mekotek pun dimulai. Kayu pulet yang dibawa oleh para peserta akan diadu membentuk seperti sebuah piramid.

Para peserta yang memiliki keberanian dapat mencoba adu nyali dengan naik ke puncak piramid kayu tersebut.

Nantinya, orang tersebut akan memberi komando atau penyemangat kepada kelompoknya. Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok lain yang memerintahkan untuk menabrak kelompok lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com