Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tradisi Unik Saat Bulan Ramadhan di Berbagai Negara

Kompas.com - 18/04/2021, 11:01 WIB
Desy Kristi Yanti,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Negara-negara di seluruh dunia punya cara untuk untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah serta karunia bagi umat muslim. Sebelum menjemput hari raya Idul Fitri, umat muslim akan berpuasa selama satu bulan sebagai ibadah yang diwajibkan ketika bulan Ramadhan.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Parador Beri Promo Menginap Mulai dari Rp 240.000-an

Puasa ini bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, melainkan juga hawa nafsu. Kewajiban ini tentunya dijalankan seluruh umat muslim di dunia. 

Tapi tidak hanya itu saja. Sebelum pandemi Covid-19 melanda di dunia ada berbagai macam tradisi unik lainnya yang dilakukan oleh umat Muslim untuk menyambut bulan Ramdhan yang penuh berkah ini.

Seperti dilansir dari Theculturetrip.com, berikut tujuh tradisi unik umat muslim untuk menyambut bulan suci Ramadhan di berbagai negara:

1. Indonesia

Di beberapa wilayah Indonesia, umat muslim akan melakukan berbagai ritual untuk 'membersihkan' diri mereka sendiri jelang bulan suci Ramadhan.

Beberapa daerah seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki tradisi penyucian yang disebut padusan dalam bahasa jawa atau sama dengan 'mandi'.

Tradisi padusan di KlatenDok. KLATENKAB.go.id Tradisi padusan di Klaten

Dalam tradisi itu, umat muslim menceburkan diri ke mata air, dan membasahi tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Konon, mata air memiliki makna spiritual dalam budaya Jawa, mereka meyakini bahwa air  merupakan bagian dari penyucian selama bulan suci.

Baca juga: Mengenal Padusan, Tradisi Ramadan Warga Jakarta di Kali Ciliwung Era 70an

Tradisi ini disebarkan pertama kali oleh Wali Songo, sekelompok tokoh agama islam yang merupakan misionaris pertama dalam menyebarkan ajaran Islam di seluruh Jawa.

Bertahun-tahun yang lalu, para tetua dan pemimpin agama setempat biasanya memilih dan menetapkan mata air suci untuk padusan. 

2. Pakistan

Di Pakistan ada perayaan yang disebut Chaand Raat. Tradisi ini dilakukan oleh para wanita di negara tersebut untuk menyambut Idul Fitri atau Lebaran.

Saat hilal terlihat di langit, hal itu menandakan berakhirnya masa Ramadhan dan dimulainya hari raya Idul Fitri. Maka para wanita di Pakistan segera memulai perayaan Chaand Raat.

Biasanya usai berbuka puasa di hari terakhir, mereka akan berbondong-bondong ke pasar lokal untuk membeli gelang warna-warni, lalu mewarnai dan melukis tangan juga kaki mereka dengan Henna atau pacar.

Baca juga: Cerita Ramadhan Orang Indonesia di Islandia, Suasana Ramadhan Lebih Sepi tapi Ramai saat Lebaran

Sementara para pemilik toko akan mendekorasi kios mereka, dan buka hingga dini hari. Ada juga beberapa kaum wanita yang mendirikan toko pacar secara dadakan di dekat toko perhiasan.

Suasana keramaian pasar di Chaand Raat menjadi salah satu semangat masyarakat yang riang dalam menyambut lebaran.

3. Irak

Irak memiliki tradisi yang bernama Mhebibes. Tradisi yang satu ini merupakan sebuah permainan tradisional yang dilakukan para laki-laki saat bulan Ramadhan.

Biasanya,setelah berbuka puasa bersama keluarga, para lelaki di seluruh Irak akan berkumpul untuk bermain Mheibes. Permainan ini melibatkan dua kelompok yang terdiri dari sekitar 40 hingga 250 pemain.

Cara mainnya, seseorang dalam kelompok akan menyembunyikan sebuah cincin. Lawan harus menentukan pria mana yang membawa cincin. Namun, untuk menebak siapa yang menyembunyikan cincin tersebut, lawan hanya boleh menggunakan bahasa tubuh.

Baca juga: Taif, Kota Mawar di Arab Saudi yang Mekar Saat Ramadhan Tahun Ini

Lalu, bagaimana cincin tersebut disembunyikan? Seorang pria dari salah satu tim menyelubungkan tubuhnya dengan selimut, kemudian bergerak ke arah barisan kelompoknya.

Selimut tersebut akan menutupi tangan si pria yang menyentuh satu per satu tangan rekan timnya, sambil menyerahkan cincin kepada seseorang dalam tim. Dengan begitu, lawan tidak mengetahui siapa yang menyimpan cincin itu.

Anggota tim akan memasang ekspresi datar pada wajah mereka untuk mengecohkan lawan. Lawan akan menunjuk salah satu anggota tim untuk menemukan cincin itu.

Jika dia tidak berhasil, tim yang menyembunyikan cincin mendapatkan satu poin. Jika dia menemukannya, timnya harus menyembunyikan cincin dan mencoba untuk mengumpulkan poin lagi.

4. Turki

Di Turki warga yang berpuasa akan dibangunkan untuk santap sahur oleh para penabuh drum berpakaian tradisional Ottoman.

Hagia Sophia di Istanbul, Turki.ENCYCLOPAEDIA BRITANNICA Hagia Sophia di Istanbul, Turki.

Penabuh genderang mengenakan kostum tradisional Ottoman, termasuk fez dan rompi yang keduanya dihiasi dengan motif tradisional.

Tradisi menabuh drum untuk membangunkan warga yang hendak sahur dimulai sejak zaman kekaisaran Ottoman.

5. India

Seheriwalas (atau zohridaars) Delhi adalah bagian dari tradisi umat Muslim yang merupakan budaya dan warisan dari sebuah kota tua bernama Mughal.

Selama bulan suci Ramadhan, warga di India akan berjalan-jalan di kota pada pagi hari, meneriakkan nama Allah dan Nabi untuk membangunkan umat Islam yang akan melakukan sahur.

Taj Mahal terlihat begitu indah.SHUTTERSTOCK/LEOKS Taj Mahal terlihat begitu indah.

Mereka mulai berkeliling sejak pukul 2.30 pagi waktu setempat dengan membawa tongkat untuk mengetuk pintu dan dinding rumah warga.

Bagi sebagian besar seheriwalas, tradisi tersebut telah diturunkan dari generasi ke generasi dalam keluarga. Meskipun jumlah mereka berkurang, praktik tersebut masih lazim di kota Old Delhi.

6. Roma, Italia

Selama berabad-abad, orang-orang Muslim di Roma yang berasal dari Kekaisaran Ottoman mengumumkan awal dan akhir puasa dengan menyanyikan lagu-lagu tradisional.

Setiap hari selama bulan Ramadhan, mereka akan berbaris di jalan-jalan dan memainkan lodra, drum buatan rumah yang dilapisi dengan kulit domba atau kambing.

Baca juga: Desa di Italia Ini Jual Perumahannya Mulai Rp 17.000-an, Mau Beli?

Keluarga yang beragama Muslim sering mengundang mereka ke dalam rumahnya untuk memainkan lagu tradisional saat akan memulai buka puasa.

7. Maroko

Selama Ramadan, wilayah Maroko akan dikelilingi nafar atau seorang penyiar (crier) yang mengenakan pakaian tradisional gandora, sandal, dan topi.

Nafar ini akan mengumandangkan melodinya sambil menyusuri jalan-jalan sebagai tanda bahwa pagi telah tiba, dan warga harus segera sahur. Biasanya, nafar akan dipilih oleh warga kota karena kejujuran dan rasa empati.

Baca juga: Maroko Buka Lagi Pariwisata, Khusus Turis Asing dari Negara Bebas Visa

Tradisi ini dimulai pada abad ketujuh, ketika seorang sahabat Nabi Muhammad menyanyikan doa-doa merdu di jalan-jalan saat fajar telah tiba.

Saat musik nafar menyapu seluruh kota, hal itu disambut dengan rasa syukur dan sukacita oleh warga. Selain itu, nafar secara resmi diberi kompensasi oleh sebuah komunitas pada malam terakhir Ramadhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com