Dahulu, Bengawan Solo menjadi salah satu jalur transportasi penting yang menghubungkan pesisir utara dengan wilayah pedalaman Pulau Jawa.
Baca juga: Ngawi Siapkan Dua Desa untuk Dikembangkan Jadi Desa Wisata
Pada saat itu, Van den Bosch melengkapi benteng dengan 250 prajurit bersenjata bedil (senapan) dengan 60 pasukan kavaleri, serta enam meriam api yang diletakkan pada beberapa sudut benteng.
Sementara itu, para prajurit tinggal di kamar-kamar bak asrama di lantai dua benteng. Bagian bawah tanah benteng dijadikan sebagai penjara. Benteng juga dilengkapi gudang amunisi.
Meski sudah berusia hampir dua abad dan sudah tidak difungsikan sebagai pertahanan, benteng ini masih menjaga eksotismenya.
Kendati demikian, sebagian bangunan sudah tidak utuh lantaran terkena serangan bom pasukan Jepang pada 1942. Lebih lanjut, beberapa bagian dinding pun sudah terlihat kusam.
Akan tetapi, eloknya bangunan khas Eropa tersebut masih dapat dilihat hingga kini oleh wisatawan yang berkunjung.
Pada era kemerdekaan, Batalyon Artileri Medan 12—salah satu kesatuan dalam Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Ngawi sempat berkantor di sana.
Kesatuan tersebut berinisiatif untuk ikut membantu merawat cagar budaya tersebut, dan membuka benteng sebagai salah satu tujuan wisata sejarah pada 2012.
Baca juga: Seperti Apa Pesiapan Ngawi Sambut Wisatawan Lokal Saat Libur Lebaran?
Apabila ingin berkunjung, tempat wisata ini berlokasi di Jalan Untung Suropati nomor 3, Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi. Harga tiket masuk Benteng Pendem Ngawi adalah Rp 5.000 per orang. Jam operasionalnya adalah setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.