Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Benteng Pendem Ngawi yang Sedang Dipugar

Kompas.com - 19/04/2021, 18:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.comBenteng Pendem Ngawi, atau Benteng Van den Bosch, saat ini tengah dipugar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna menjaga agar bangunan tidak makin rusak.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Ngawi Totok Sugiharto mengatakan, Benteng Pendem diperkirakan akan selesai pada awal 2023.

Dia mengungkapkan bahwa saat ini benteng tersebut masih di bawah kelolaan TNI. Kendati demikian, terdapat pembicaraan soal rencana ke depan usai pemugaran dilakukan.

Baca juga: Ngawi Tawarkan Dua Suasana Liburan yang Unik, Apa Saja?

“Bentengnya masih di bawah TNI. Jadi Dinas Pariwisata hanya untuk pemanfaatan ketika sudah selesai dan disepakati menjadi obyek wisata. Tapi belum ada kesepakatan karena prosesnya panjang,” ujar Totok kepada Kompas.com, Jumat (16/4/2021).

Meski sedang direstorasi, namun Totok mengatakan bahwa ada kemungkinan wisatawan tetap bisa ke sana. Namun, kapasitas akan dibatasi. Selain karena pandemi, juga agar kunjungan tidak mengganggu proses pemugaran Benteng Pendem.

Sebelum berkunjung, baik selama maupun sesudah proses pemugaran benteng, ada baiknya kamu mengetahui sejarahnya terlebih dahulu agar pengalaman berkunjung semakin menarik.

Lantas, seperti apa sejarah Benteng Pendem Ngawi dan mengapa bangunan disebut sebagai benteng bersejarah?

Sejarah Benteng Pendem Ngawi

Berdasarkan informasi dalam Kompas.com, Minggu (18/4/2021), Benteng Pendem dibangun oleh seorang arsitek Belanda bernama Jacobus von Dentzsch antara tahun 1839-1845.

Benteng yang letaknya di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi tersebut lokasinya tepat di kawasan pertemuan Bengawan Solo dan Sungai Madiun.

Baca juga: Ngawi Punya Desa Wisata yang Menarik, Tertarik untuk Berkunjung?

Hal ini membuat benteng yang letaknya di atas lahan seluas 15 hektar tersebut memiliki peran penting bagi Pemerintah Hindia Belanda.

Adapun, peran tersebut berkaitan dengan mengamankan dan menguasai jalur perdagangan para penjajah pada saat itu.

Nama Van den Bosch

Saat dibangun, benteng tersebut diberi nama Van den Bosch yang merupakan nama Gubernur Jenderal ke-43 Hindia Belanda, yakni Johannes Graaf van den Bosch.

Bagian dalam Benteng Van den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Bagian dalam Benteng Van den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi.

Pada umumnya, benteng dibangun dengan posisi yang lebih tinggi dari daratan atau di wilayah perbukitan. Namun beda halnya dengan Benteng Pendem Ngawi.

Sebab, posisi tanah di sekitarnya lebih tinggi dari posisi bangunan. Posisi inilah yang juga membuat benteng bersejarah tersebut disebut juga dengan Benteng Pendem.

Lokasi yang strategis Benteng Pendem Ngawi

Sebelumnya, dikatakan bahwa Benteng Pendem memiliki lokasi yang strategis lantaran letaknya berada tepat di kawasan pertemuan Bengawan Solo dan Sungai (Bengawan) Madiun.

Dahulu, Bengawan Solo menjadi salah satu jalur transportasi penting yang menghubungkan pesisir utara dengan wilayah pedalaman Pulau Jawa.

Baca juga: Ngawi Siapkan Dua Desa untuk Dikembangkan Jadi Desa Wisata

Pada saat itu, Van den Bosch melengkapi benteng dengan 250 prajurit bersenjata bedil (senapan) dengan 60 pasukan kavaleri, serta enam meriam api yang diletakkan pada beberapa sudut benteng.

Sementara itu, para prajurit tinggal di kamar-kamar bak asrama di lantai dua benteng. Bagian bawah tanah benteng dijadikan sebagai penjara. Benteng juga dilengkapi gudang amunisi.

Wisata sejarah Benteng Pendem Ngawi

Meski sudah berusia hampir dua abad dan sudah tidak difungsikan sebagai pertahanan, benteng ini masih menjaga eksotismenya.

Kendati demikian, sebagian bangunan sudah tidak utuh lantaran terkena serangan bom pasukan Jepang pada 1942. Lebih lanjut, beberapa bagian dinding pun sudah terlihat kusam.

Akan tetapi, eloknya bangunan khas Eropa tersebut masih dapat dilihat hingga kini oleh wisatawan yang berkunjung.

Benteng Pendem Ngawi atau Benteng Van den Bosch.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Benteng Pendem Ngawi atau Benteng Van den Bosch.

Pada era kemerdekaan, Batalyon Artileri Medan 12—salah satu kesatuan dalam Komando Strategis Cadangan TNI Angkatan Darat (Kostrad) di Kabupaten Ngawi sempat berkantor di sana.

Kesatuan tersebut berinisiatif untuk ikut membantu merawat cagar budaya tersebut, dan membuka benteng sebagai salah satu tujuan wisata sejarah pada 2012.

Baca juga: Seperti Apa Pesiapan Ngawi Sambut Wisatawan Lokal Saat Libur Lebaran?

Apabila ingin berkunjung, tempat wisata ini berlokasi di Jalan Untung Suropati nomor 3, Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi. Harga tiket masuk Benteng Pendem Ngawi adalah Rp 5.000 per orang. Jam operasionalnya adalah setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com