Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tradisi Pemakaman Unik di Indonesia, Menyeramkan Sampai Mewah

Kompas.com - 24/04/2021, 09:09 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara yang kaya budaya. Bukan hanya kuliner khas daerah saja, upacara tradisional di berbagai daerah di Nusantara menarik untuk disimak, salah satunya tradisi pemakaman.

Beberapa upacara pemakaman tradisional memiliki prosesi tersendiri dan kebanyakan dilakukan secara terbuka, sehingga bisa disaksikan secara langsung.

Baca juga: 5 Tradisi Pemakaman Unik dan Istimewa di Indonesia

Berikut ini 5 tradisi pemakaman unik di Indonesia yang masih bisa Anda saksikan hingga saat ini:

1. Batu Lemo, Toraja

Batu Lemo merupakan pemakaman tradisional Suku Toraja. Dalam pemakaman ini, peti mati tidak dikubur, melainkan disimpan dalam lubang di tebing batu.

Lemo, salah satu kuburan kuno di Tana Toraja.DOK. indonesia-tourism.com Lemo, salah satu kuburan kuno di Tana Toraja.

Satu lubang biasanya akan diisi jasad satu keluarga yang kemudian akan ditutup dengan kayu dan diletakkan patung di depannya.

Suku ini memiliki kepercayaan bahwa makin tinggi letak makam, maka mendiang keluarga akan makin dekat dengan Tuhan. Batu Lemo kini masih menjadi wisata unggulan di Toraja.

2. Passiliran Kambira, Toraja

Selain Batu Lemo, penduduk Toraja yang menganut kepercayaan Aluk Tolodo melakukan upacara Passiliran.

Makam bayi Kambira di Tana Toraja, jelasah  bayi dimasukan kedalam pohon tarra.Kompas.com / Gabriella Wijaya Makam bayi Kambira di Tana Toraja, jelasah bayi dimasukan kedalam pohon tarra.

Tradisi ini adalah memakamkan bayi yang meninggal dunia dengan cara dimasukan ke lubang pohon tarra dalam posisi meringkuk seperti saat di dalam rahim. Pohon ini dilubangi sesuai arah rumah bayi, kemudian ditutup dengan ijuk.

Pohon ini dipilih karena memiliki getah berwarna putih dan menyerupai susu. Upacara ini dipercaya dapat membawa jiwa bayi selamat sampai ke alam baka. Makin tinggi status sosial keluarganya, maka lubang makam juga akan semakin tinggi.

3. Waruga, Minahasa

Di Minahasa zaman dulu, ada memiliki tradisi untuk membuat makam yang nantinya akan mereka tempati sendiri. Mereka juga percaya bahwa makam harus dibuat seindah mungkin untuk menghormati rohnya.

Jejeran Waruga, kubur orang Minahasa kuno, di Taman Purbakala Waruga Sawangan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.Kompas.com/Ronny Adolof Buol Jejeran Waruga, kubur orang Minahasa kuno, di Taman Purbakala Waruga Sawangan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Waruga merupakan makam yang terdiri dari dua batu. Batu pertama berbentuk peti dan batu kedua berbentuk menyerupai limas.

Biasanya, waruga akan dihiasi ornamen ukiran hewan, manusia, tanaman, ataupun geometri. Beberapa waruga juga memiliki ornamen berupa kisah hidup manusia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com