Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puasa di Turki Selama Pandemi, Dapat Makanan Gratis dari Ibu-ibu WNI

Kompas.com - 04/05/2021, 07:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Egis Putra Habsyi, pelajar asal Indonesia dari Kahramanmaras Sutcu Imam University mengatakan, salah satu pengalaman unik yang dia alami di Turki selama bulan Ramadhan adalah mendapat makanan dari ibu-ibu sesama warga negara Indonesia (WNI).

“Kita (Egis dan teman-temannya) selain bikin (makanan untuk buka puasa), kadang dapat takjil dari ibu-ibu WNI di sini yang menikah sama orang Turki. Kebetulan kita sering main ke sana,” kata dia.

Pengalaman itu Egis sampaikan dalam Instagram Live “Turknesian Talks! Berbagi Cerita Puasa Saat Pandemi di Turki” di akun Instagram @turknesia pada Minggu (2/5/2021).

Sama halnya dengan Egis, Fakhri Ziyad Mubarok yang merupakan pelajar dari Ankara Yildirim Beyazit University juga mendapat makanan buka puasa secara gratis, meski bukan dari ibu-ibu WNI.

Baca juga: Sejarah Masjid Biru Turki, Sudah Ada sejak Tahun 1600-an

“Pengalaman menarik ketika ada organisasi yang mengirim iftar gratis. Kita cuma isi formulir nama, butuh berapa banyak makanan, dan untuk hari apa saja,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Tidak hanya itu, Ziyad juga sempat mendapat makanan gratis dari tetangga-tetangga di sana yang mendadak mengetuk pintu rumahnya. Bahkan saat pergi ke sebuah warung untuk beli minuman, dia pernah diberi roti gratis oleh pemilik warung.

Masak sendiri supaya hemat

Namun, dia dan teman-temannya juga belajar masak dan menerapkan jadwal piket siapa yang akan menyiapka hidangan sahur dan buka puasa.

“Dijadwal masak apa hari ini biar enggak bosan. Besok selanjutnya makan apa. Gantian jadwal masak maghrib dan subuh karena bagaimanapun mau tidak mau, ya harus mau,” jelas Egis.

Ia melanjutkan bahwa dengan keadaan seperti itu, dirinya dan teman-temannya bisa mendadak menjadi chef ketika pulang ke rumah nanti.

Kota Ankara di Negara Turki.SHUTTERSTOCK/MURATAR Kota Ankara di Negara Turki.

Selama kuliah di Turki selama 6-7 bulan, Egis mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 dan pengetatan lockdown beberapa waktu belakangan membuat tempat makan secara serentak tutup lebih awal.

Jika buka pun mereka hanya menjual makanan untuk takeaway. Selain itu menurut Egis, beberapa makanan di Turki harganya cukup mahal.

Dengan alternatif masak sendiri dengan mengolah bumbu dan bahanan makanan mentah yang dibeli, hal tersebut dapat dikatakan cukup menghemat pengeluaran selama berkuliah di sana.

“Intinya untuk masak menu-menu yang di Instagram, artikel-artikel, kita belajar bikin rendang dan ayam bakar lihat di sana. Saat dipraktikkan sempat ragu sama rasa, seiring berjalannya waktu rasa semakin enak,” ujar Egis.

Baca juga: Cerita Grup Indonesia ke Turki Saat New Normal, Seperti Liburan Pribadi

Senada dengan Egis, Shafanida Mardhani yang merupakan pelajar dari Erciyes University mengatakan bahwa dia dan teman-temannya kerap memasak banyak lauk.

Menurut dia, tidak adanya jadwal memasak memungkinkan Shafanida dan teman-temannya memiliki lebih banyak makanan untuk disantap.

“Kita semua masak biar menunya banyak. Awal-awal pada masak, masih senang (memasuki bulan Ramadhan) masak banyak. Bakwan, corndog, makanan Indonesia harus ada,” kata Shafanida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com