Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Puasa di Jepang, Tarawih Bergantian sampai Bukber Online

Kompas.com - 07/05/2021, 06:06 WIB
Desy Kristi Yanti,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Cut Anissa Maulidya yang saat ini sedang bekerja di ANA Intercontinental Manza Resort, Okinawa, Jepang, menceritakan pengalaman uniknya selama bulan Ramadhan di Jepang.

Ia mengatakan bahwa dirinya harus melaksanakan shalat tarawih di masjid secara bergantian lantaran negara tersebut memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tempat-tempat umum, termasuk masjid.

Kebijakan itu bertujuan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 yang masih mewabah sampai saat ini.

Baca juga: Asyik! Super Nintendo World di Jepang Akhirnya Dibuka

"Pas Tokyo dan Osaka kena PSBB atau di Jepang sebutannya kinkyuu jitai sengen, ya jadi terpaksa kunjungan ke masjid dibatesin maksimal 50 persen kapasitas," kata Anissa saat dihubungi pihak Kompas.com, Kamis (6/5/2021).

Ia melanjutkan, laki-laki shalat terlebih dahulu, kemudian perempuan baru boleh shalat. Laki-laki ada di lantai satu dan perempuan di lantai dua. Namun, jika ramai, laki-laki shalat terlebih dahulu di lantai satu dan dua.

Ilustrasi Masjid Kobe di Jepang.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Masjid Kobe di Jepang.

Anissa juga mengungkapkan bahwa keberadaan masjid di negara Jepang sangatlah minim. Wajar saja karena mayoritas penduduk di negara itu bukan merupakan umat Islam.

"Susah tarawih berjemaah di sini juga karena di Jepang tiap prefektur cuma ada satu masjid," tutur Anissa.

Ia juga mengatakan bahwa masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai membuatnya tidak bisa pulang ke Tanah Air untuk bertemu kerabat dan keluarga.

Baca juga: Jepang Longgarkan Perbatasan untuk 8 Negara, Ada Indonesia?

Alhasil, Anissa bersama teman-temannya memutuskan untuk berbuka puasa bersama secara online

"Biasanya kita nunggu yang negaranya paling terakhir maghrib dulu. Habis pada shalat, baru online kita. Sambil makan, ngobrol, setelah itu foto-foto bersama," tutur Anissa.

Meski tidak bisa bertemu secara langsung, ia merasa senang karena setidaknya bisa melihat wajah teman-temannya dan punya waktu untuk saling berbagi cerita.

Lebih lanjut, Anissa menceritakan bahwa meskipun saat bulan puasa jauh dari keluarga dan sendirian, teman-teman dan atasan di tempat ia bekerja selalu menghargai dan memberikannya dukungan.

Baca juga: Pengalaman Puasa di Turki, Dikarantina karena Teman Tertular Covid-19

"Teman-teman di sini suka nemenin buka puasa, malah kadang mereka ikutan enggak makan karena enggak enak sama aku. Bahkan, chef di tempat aku kerja juga suka kasih takjil gratis gitu buat buka puasa," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com