Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Marak Lagi, Singapura Tinjau Travel Bubble dengan Hong Kong

Kompas.com - 08/05/2021, 20:08 WIB
Desy Kristi Yanti,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Setelah maraknya kasus infeksi Covid-19 di Singapura, pemerintah negara tersebut akhirnya meninjau kembali gelembung perjalanan (travel bubble) yang direncanakannya dengan Hong Kong.

Pasalnya, klaster virus Covid-19 yang berkembang di negara tersebut sampai mengakibatkan kasus kematian hampir selama dua bulan terakhir.

Selasa lalu, Singapura mengumumkan bahwa pihaknya akan memberlakukan beberapa kebijakan yang tegas selama tiga minggu ke depan. 

Baca juga: Rencana Travel Bubble Australia-Singapura Dimulai Juli 2021

Tepatnya, aturan akan menjadi lebih ketat setelah Pemerintah Singapura melakukan kesepakatan membuka koridor perjalanan udara dengan Hong Kong pada 26 Mei 2021.

Adapun, aturan tersebut di antaranya adalah membatasi pertemuan sosial tidak lebih dari lima orang dan memperketat pembatasan perbatasan untuk menekan penyebaran varian baru Covid-19.

Sebuah paviliun di Nan Lian Garden, Wong Tai Sin, Hong Kong (dok. Discover Hong Kong | Calvinsit).dok. Discover Hong Kong | Calvinsit Sebuah paviliun di Nan Lian Garden, Wong Tai Sin, Hong Kong (dok. Discover Hong Kong | Calvinsit).

“Kami akan memantau situasinya serta akan meninjau dan menilai apakah akan ada perubahan atau tidak,” kata menteri yang ikut memimpin gugus tugas Covid-19 pemerintah Singapura Lawrence Wong, mengutip Bloomberg.com, Rabu (5/5/2021).

Menurut ketentuan perjanjian kedua negara tersebut, gelembung perjalanan akan ditutup selama dua minggu jika rata-rata pergerakan jumlah harian kasus lokal lebih dari lima dalam seminggu baik di Singapura atau Hong Kong.

Sementara saat ini, Singapura mencatat angka kasus di negaranya sebanyak 1,43. Angka tersebut tergolong jauh di bawah ambang batas.

Di Hong Kong, Sekretaris Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi Edward Yau, mengatakan pemerintah setempat juga sedang memantau kondisi pandemi Covid-19 di Singapura, meski jumlah kasus di negara tersebut masih dalam kisaran yang disepakati.

Baca juga: Hong Kong Berencana Buka Travel Bubble dengan Makau

Adapun, lima kasus baru yang dilaporkan Singapura kemarin terkait dengan klaster virus baru yang berkembang di India. Virus baru ini dikatakan lebih cepat penularannya.

“Mereka lebih menular, menyebabkan kelompok yang lebih besar dari sebelumnya. Kami telah mencoba sebaik mungkin untuk memagari kasus melalui pelacakan kontak, tetapi kami harus berasumsi bahwa masih ada kasus tersembunyi di luar sana di komunitas,” kata Wong.

Aturan di Singapura makin diperketat

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa dari 8-30 Mei 2021, pertemuan kelompok di Singapura harus dikurangi dari yang semula maksimal delapan orang menjadi lima.

Sedangkan di tempat kerja, jumlah pekerja yang dapat bekerja di kantor tidak lebih dari 50 persen. Jumlah angka tersebut lebih sedikit dari batas sebelumnya.

Seorang penumpang (kanan) mengenakan masker saat melintas di Jewel Bandara Changi di Singapura, 27 Februari 2020, menyusul penyebaran Covid-19 novel coronavirus.AFP/ROSLAN RAHMAN Seorang penumpang (kanan) mengenakan masker saat melintas di Jewel Bandara Changi di Singapura, 27 Februari 2020, menyusul penyebaran Covid-19 novel coronavirus.

Tidak hanya sampai di situ, Singapura juga akan memperketat karantina wisatawan yang akan berlangsung 8 Mei 2021.

Karantina yang tadinya hanya 14 hari, kini ditambah menjadi 21 hari, kecuali negara dengan resiko penularan Covid-19 yang rendah, seperti Australia, Brunei Darussalam, China, Selandia Baru, Taiwan, Hong Kong, dan Makau.

Di samping itu, jika penerbangan pertama pada 26 Mei 2021 berjalan sesuai rencana, pengunjung Singapura akan berkeliling pulau dengan batasan sedikit lebih ketat daripada selama beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Kabar Terbaru Travel Corridor Indonesia-Singapura untuk Pariwisata

Tempat barbekyu, gym, dan tempat perkemahan pun ditutup lagi. Orang-orang tidak dapat berkumpul dalam kelompok yang lebih besar dari lima orang, meski di restoran buka. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com