Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Akan Dirikan Garis Pemisah di Puncak Gunung Everest, Ada Apa?

Kompas.com - 13/05/2021, 08:12 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.comChina akan mendirikan garis pemisah di puncak Gunung Everest untuk mencegah para pendaki dari Nepal dan Tibet saling berkumpul. 

Melansir CNN, Senin (10/5/2021), hal ini merupakan langkah pencegahan lantaran Covid-19 masih melanda Nepal. Kabar tersebut diumumkan oleh media pemerintah China pada Minggu (9/5/2021).

Basecamp pendakian Gunung Everest di sisi Nepal sudah terhantam pandemi Covid-19 sejak April lalu. Pemerintah negara yang kekurangan pemasukan pariwisata tersebut masih belum membatalkan musim pendakian di musim semi.

Baca juga: China Buka Lagi Jalur Pendakian Everest, Terapkan Protokol Kesehatan

Untuk diketahui, biasanya musim pendakian pada musim semi di Gunung Everest terjadi mulai April hingga awal Juni sebelum hujan monsun.

Mengutip Kompas.com, Jumat (10/1/2020), angin monsun merupakan fenomena yang menyebabkan meningkatnya penambahan massa udara basah. Hal ini mengakibatkan munculnya gelombang tinggi, banjir, hingga tanah longsor.

Monsun merupakan angin musiman yang bersifat periodik dan kerap terjadi di Samudera Hindia dan Asia. Kemunculannya ditandai dengan curah hujan yang tinggi.

Baca juga: Pendakian Gunung Everest di Nepal akan Buka Lagi, Mau Coba?

Garis pemisah antarpendaki dari dua sisi gunung yang berbeda

Meski media pemerintah China telah mengumumkan hal tersebut, namun masih belum pasti bagaimana garis pembatas akan diterapkan di puncak yang areanya sempit dan berbahaya. 

Antrean padat pendaki gunung di sebuah area yang dikenal sebagai zona kematian menuju puncak Gunung Everest. (AFP/PROJECT POSSIBLE) Antrean padat pendaki gunung di sebuah area yang dikenal sebagai zona kematian menuju puncak Gunung Everest. (AFP/PROJECT POSSIBLE)

Sekelompok pemandu pendakian dari Tibet akan mendaki Gunung Everest dan memasang “garis pemisah” tersebut di puncak.

Menurut laporan kantor berita Xinhua yang mengutip Kepala Biro Olahraga Tibet, mengutip CNN, garis tersebut untuk menghentikan kontak antara pendaki dari kedua sisi puncak.

Kantor berita tersebut juga melaporkan, ada kelompok yang terdiri dari 21 warga negara China yang sedang dalam perjalanan menuju ke puncak Gunung Everest di sisi Tibet.

Baca juga: Atap Dunia Makin Kotor, Sampah di Everest Akan Diubah Jadi Karya Seni

Para pemandu pendakian dari sisi tersebut akan mengatur garis pemisah sebelum kedatangan mereka tanpa menjelaskan seperti apa bentuknya.

Puncak gunung setinggi 8.848 meter ini merupakan gundukan salju kecil dengan ruang yang tidak terlalu cukup untuk menampung enam pendaki dan pemandu pada saat yang bersamaan.

China tidak mengizinkan pendaki asing untuk naik dari sisi Tibet sejak pandemi Covid-19 merebak pada 2020 karena khawatir akan infeksi virus tersebut.

Wisatawan di kawasan pemandangan Everest di Tibet juga dilarang untuk mengunjungi basecamp pendakian Gunung Everest di sisi Tibet.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Gunung Everest, Ada Ritual Pendakian

Pada Sabtu (8/5/2021), daratan China melaporkan 12 kasus Covid-19 baru. Seluruhnya melibatkan pelancong yang tiba dari luar negeri. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tujuh kasus pada hari sebelumnya.

Sementara itu, Nepal melaporkan 9.023 kasus Covid-19 baru pada Jumat (7/5/2021). Jumlah tersebut merupakan peningkatan satu hari terbesar di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Travel Update
Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Travel Update
Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Jalan Jalan
Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Travel Tips
12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Travel Update
Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Travel Update
KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

Travel Update
Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Jalan Jalan
Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Jalan Jalan
Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Travel Update
Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Hotel Story
Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com