KOMPAS.com – Penerapan protokol yang berbasis kebersihan (cleanliness), kesehatan (health), keamanan (safety), dan kelestarian lingkungan (environmental sustainability) atau CHSE menjadi krusial di era kenormalan baru.
Penerapan protokol tersebut menjadi cara mengembalikan kepercayaan wisatawan untuk kembali melakukan aktivitas wisata. Dengan demikian, pelaku usaha di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak cukup signifikan akibat pandemi Covid-19 dapat kembali bergeliat.
Oleh sebab itu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong sertifikasi CHSE di beragam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf).
Sejauh ini, sudah ada delapan sektor yang tersertifikasi. Berikut penjelasannya.
1. Pondok wisata (homestay)
Protokol CHSE sangat penting untuk meningkatkan tingkat okupansi dari pondok wisata atau homestay. Ada beberapa aturan khusus terkait CHSE dari Kemenparekraf dan Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) yang harus diterapkan homestay.
Pegawai yang bekerja di homestay diharuskan menggunakan masker dan sarung tangan saat membersihkan kamar tidur. Lalu, sebelum ditempati oleh tamu, kamar harus disterilkan menggunakan disinfektan.
Pada laman chse.kemenparekraf.go.id tercatat ada 313 atraksi wisata homestay yang sudah memiliki sertifikasi CHSE. Nama-nama tersebut di antaranya Agata Villas di Bali, Adiwarna Dara Ayu di Bali, dan Pinx S Hostel di Jakarta.
2. Sport tourism golf
Sport tourism menjadi salah satu atraksi wisata belakangan ini tengah naik daun. Untuk menangkap momen tersebut, sertifikasi CHSE pada wisata golf terus didorong agar atraksi sport tourism itu kembali berkembang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.