Setelah kepanitiaan dibentuk, mereka akan membuka pendaftaran siapa saja umat Buddha yang ingin berpartisipasi dalam prosesi arak-arakan api dan air ke Candi Mendut. Biasanya, pendaftaran akan dilakukan seminggu sebelum Hari Raya Waisak tiba.
Baca juga: Hari Raya Waisak, Apa Itu Waisak dan Bagaimana Umat Buddha Merayakannya?
"Siapa saja yang mau ikut boleh mengarak. Siapa yang berhak ikut, semua yang mau boleh. Tidak ada yang larang," kata Suhu Benny.
Kendati demikian dalam arak-arakan tersebut, biasanya para bikhu dan pemuka agama akan berjalan terlebih dahulu dalam rombongan arak-arakan api dan air.
Suhu Benny mengungkapkan bahwa saat pengambilan air dan api untuk dibawa ke Candi Borobudur, mereka yang bertugas mengambilnya akan membacakan doa terlebih dahulu.
"Diambil apinya, doa-doa dulu biar selamat. Ambil air, doa-doa dulu," sambung dia.
Selama perjalanan arak-arakan, pembacaan doa-doa pun kerap dilakukan para umat Buddha yang terlibat.
Air dan api yang telah diambil biasanya masuk ke Candi Mendut sehari sebelum Hari Raya Waisak tiba. Jika saat ini tidak ada pandemi Covid-19, maka air dan api sudah akan ada di candi tersebut pada Selasa (25/5/2021).
"Sudah ada kebaktian demi kebaktian di Candi Mendut," kata Suhu Benny.
Setibanya di Candi Borobudur, para umat Buddha yang sudah ada akan melanjutkan doa. Benny mengatakan, biasanya mereka sudah tiba di sana tiga hari sebelum Waisak.
Bagi sebagian orang, mereka mungkin mengira bahwa umat Buddha beribadah di bangunan candi saat Waisak. Namun, mereka berdoa di pelataran Candi Borobudur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.