Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampoeng Reklamasi Bangka, Bekas Tambang Kini Jadi Lahan Konservasi

Kompas.com - 26/05/2021, 13:01 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Kampoeng Reklamasi di Air Jangkang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, ditetapkan sebagai kawasan konservasi yang berdampak positif dan berwawasan lingkungan.

Kawasan yang dulunya bekas tambang timah itu kini menjelma menjadi tempat wisata sekaligus sentra rehabilitasi satwa dilindungi.

"Kami melakukan penilaian terhadap lembaga yang telah berpartisipasi dalam program konservasi lingkungan," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiratno.

Baca juga: Babel Tambah Wisata Bawah Laut Buatan di Perairan Pulau Bangka

Pernyataan itu ia sampaikan saat penyerahan penghargaan di Hutan Mangrove Munjang, Bangka Tengah, Senin (24/5/2021).

Wiratno mengapresiasi BUMN PT Timah Tbk yang terlibat langsung dalam program konservasi dengan menggandeng kelompok masyarakat Animal Lovers Bangka Belitung Island (Alobi).

Sejak didirikan pada Oktober 2018 hingga Februari 2021, setidaknya ada 666 ekor satwa yang telah direhabilitasi di PPS Alobi Air Jangkang. Di kawasan itu, juga dibangun kandang buaya.

Baca juga: Restoran Bukit Angsa Emas Bangka Tengah, Makan Siang Menghadap Lautan

Pasalnya buaya di Bangka Belitung kerap muncul ke permukiman dan berkonflik dengan manusia.

"Jadi di sini dilakukan penangkaran atau rehabilitasi, kemudian dilepasliarkan ke habitat alaminya," ujar Wiratno.

Jadi percontohan nasional

Kampoeng Reklamasi Air Jangkang kini dijadikan percontohan nasional, khususnya untuk wilayah bekas galian tambang.

Direktur PT Timah Tbk Mochtar Riza Pahlevi mengatakan, Kawasan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang merupakan salah satu bentuk reklamasi dalam bentuk lainnya.

Baca juga: Seychelles Jajaki Kerja Sama Bidang Pariwisata dengan Bangka Belitung

Tempat ini dibangun secara terintegrasi dengan memanfaatkan lahan bekas tambang untuk sarana ecotourism. Satwa yang dilakukan penangkaran tidak hanya dari Bangka Belitung, tapi juga satwa hasil sitaan petugas imigrasi.

Kampoeng Reklamasi Selinsing bekas tambang timah di Belitung Timur.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Kampoeng Reklamasi Selinsing bekas tambang timah di Belitung Timur.

"Selain di Air Jangkang, kami juga konservasi di Desa Selinsing Belitung Timur dan Hutan Kota Muntok. Kegiatan sejenis di daerah lainnya juga didukung perusahaan," ujar Riza.

Riza menilai penghargaan dari KLHK bagian dari upaya emiten berkode TINS tersebut dalam pembangunan ekonomi berbasis lingkungan serta penyelamatan satwa endemik dan dilindungi.

Ketua Alobi Foundation Langka Sanie mengatakan, pihaknya sudah berkolaborasi dengan PT Timah melalui Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi di Air Jangkang untuk melakukan konservasi dan rehabilitasi satwa.

Baca juga: Sinergi Pariwisata, Ratusan Anakan Cumi Dilepas di Laut Bangka 

“Ada Kijang Sumatera, Kaka Tua dan elang yang dilepasliarkan setelah direhabilitasi di PPS," ujar dia.

Sebagai daerah wisata, Kampoeng Reklamasi Air Jangkang telah dilengkapi vila, kebun buah, taman bunga, arena berkuda, jalur off road, dan rumah kultur jaringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com