Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Napak Tilas ke 2 Lokasi Bersejarah Lahirnya Pancasila

Kompas.com - 31/05/2021, 17:38 WIB
Desy Kristi Yanti,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sementara di ruang tamu tersimpan sebuah meja marmer dan dua buah kursi rotan yang digunakan oleh Bung Karno menerima tamu-tamunya.

Begitu juga dengan ruang tidur Bung Karno di bagian tengah yang masih tersusun seperti sedia kala dan menyimpan gantungan pakaian, sebuah lemari pakaian, ranjang, dan gantungan pakaian berkaki.

Rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis (11/7/2016). Kota ini menyimpan sejarah panjang perihal sepak terjang Ir Soekarno atau Bung Karno selama empat tahun (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) menjalani pengasingan.

Ketika melangkahkan kaki ke ke bagian halaman belakang rumah, pengunjung dapat melihat sumur, kamar mandi, dan dapur yang masih terlihat seperti sedia kala.

Baca juga: Peringati Hari Pancasila, Ada Bulan Soekarno di Ende

Sembari berkeliling rumah pengasingan, wisatawan seakan-akan diajak kembali mengenang bagaimana perjalanan hidup Bung Karno di rumah tersebut dan betapa kuatnya mental Bung Karno menjalani kehidupan di Ende yang jauh dari keramaian dengan penjagaan ketat pemerintah Hindia-Belanda.

2. Gedung Pancasila

Suasana upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2019 di pelataran Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat.KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWADO Suasana upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2019 di pelataran Gedung Pancasila, Kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat.
Sebelum dinamakan Gedung Pancasila, bangunan ini dulunya bernama Volksraad (Dewan Perwakilan Rakyat) pada masa pemerintahan Belanda. Gedung itu juga sempat dijadikan sebagai tempat persidangan Dewan Perwakilan Rakyat (Volksraad).

Seperti dilansir dari Kemlu.go.id, pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang pertama mereka di gedung yang saat ini dikenal sebagai Gedung Pancasila.

Baca juga: Wujud Pancasila dan Cinta Indonesia di Gereja Katedral Jakarta

Namun, rapat tersebut tidak menemukan titik terang. Hingga akhirnya, Sukarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasan pada 1 Juni 1945.

Gagasan yang disampaikan Sukarno tentang dasar negara Indonesia merdeka, dinamakan Pancasila. Pidato Sukarno tersebut berisi lahirnya Pancasila.

Baca juga: Kisah Unik Desa Pancasila di Kaki Gunung Tambora, Seperti Apa?

Melansir dari Kompas.com, Pidato tanpa persiapan tertulis itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI. Kemudian, BPUPKI membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan dan menyusun undang-undang yang berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com