Sementara di ruang tamu tersimpan sebuah meja marmer dan dua buah kursi rotan yang digunakan oleh Bung Karno menerima tamu-tamunya.
Begitu juga dengan ruang tidur Bung Karno di bagian tengah yang masih tersusun seperti sedia kala dan menyimpan gantungan pakaian, sebuah lemari pakaian, ranjang, dan gantungan pakaian berkaki.
Ketika melangkahkan kaki ke ke bagian halaman belakang rumah, pengunjung dapat melihat sumur, kamar mandi, dan dapur yang masih terlihat seperti sedia kala.
Baca juga: Peringati Hari Pancasila, Ada Bulan Soekarno di Ende
Sembari berkeliling rumah pengasingan, wisatawan seakan-akan diajak kembali mengenang bagaimana perjalanan hidup Bung Karno di rumah tersebut dan betapa kuatnya mental Bung Karno menjalani kehidupan di Ende yang jauh dari keramaian dengan penjagaan ketat pemerintah Hindia-Belanda.
Seperti dilansir dari Kemlu.go.id, pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, BPUPKI mengadakan sidang pertama mereka di gedung yang saat ini dikenal sebagai Gedung Pancasila.
Baca juga: Wujud Pancasila dan Cinta Indonesia di Gereja Katedral Jakarta
Namun, rapat tersebut tidak menemukan titik terang. Hingga akhirnya, Sukarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasan pada 1 Juni 1945.
Gagasan yang disampaikan Sukarno tentang dasar negara Indonesia merdeka, dinamakan Pancasila. Pidato Sukarno tersebut berisi lahirnya Pancasila.
Baca juga: Kisah Unik Desa Pancasila di Kaki Gunung Tambora, Seperti Apa?
Melansir dari Kompas.com, Pidato tanpa persiapan tertulis itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota BPUPKI. Kemudian, BPUPKI membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan dan menyusun undang-undang yang berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.