Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) bahkan sempat mengeluarkan peringatan kepada warganya untuk tidak bepergian ke Suriah.
Baca juga: Citilink Buka Empat Rute Penerbangan Baru di Kawasan Timur Indonesia
Jalur penerbangan di beberapa negara pecahan Uni Soviet memang dikenal berbahaya bagi sebagian besar maskapai penerbangan di seluruh dunia.
Salah satu alasan mengapa rute ini berbahaya adalah adanya teknologi keselamatan penerbangan yang tidak aman. Beberapa pihak bahkan menyebut jika negara-negara pecahan Uni Soviet ini menggunakan teknologi lama untuk penerbangan mereka.
Kasus jatuhnya pesawat malaysia MH17 di Ukraina karena Perang Donbass juga menjadi peringatan penting akan rawannya penerbangan di daerah tersebut.
Uni Eropa bahkan sempat melarang maskapainya untuk terbang di sepanjang wilayah Kazakhstan. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga melakukan hal serupa terhadap beberapa penerbangan di Georgia.
Baca juga: Kemenhub Kembali Membuka Rute Penerbangan dari Indonesia ke Wuhan China
Sebagai informasi, negara-negara pecahan Uni Soviet ini tergabung dalam Commonwealth of Independent States (CIS). Mereka adalah Azerbaijan, Armenia, Belarus, Georgia, Kazakhstan, Kirgistan, Moldova, Rusia, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Ukraina.
Uni Eropa menganggap bahwa beberapa penerbangan rute Afrika-Eropa menggunakan maskapai penerbangan tertentu dari negara-negara Afrika terlalu berbahaya.
Jalur penerbangan paling berbahaya di Afrika mencakup beberapa negara yang mendapat kritik tajam karena kurangnya peraturan keselamatan, seperti Angola, Eritrea, Kongo, Sierra Leone, dan Sudan.
Beberapa faktor yang membuat penerbangan di sejumlah negara di Benua Afrika berbahaya adalah banyaknya human error dan pengawasan keselamatan yang masih minim.
Baca juga: Oktober 2020, Garuda Akan Tambah Frekuensi Rute Penerbangan Domestik
Hal tersebut tidak mencakup jalur dan maskapai penerbangan Mesir serta Afrika Selatan. Kedua negara ini dinilai memiliki keamanan penerbangan yang mumpuni dan lebih diterima di komunitas lalu lintas udara global.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.