Tommi mengatakan untuk jam opersional aktivitas paralayang sendiri biasanya dimulai dari jam setengah 10 pagi hingga jam dua siang.
"Kita kalau terbang di gunung ada dua jenis angin, angin gunung dan pantai. Kalo angin gunung gak bisa pastiin, kadang bisa terbang sejam dan lima menit. Kalau pantai bagus bisa terbang seharian," kata Tommi.
Karena aktivitas paralayang masih dalam tahap pengembangan, maka Sembalun Paragliding Club sampai saat ini belum mempunyai kantor tetap.
Maka itu, jika ingin bermain paralayang, pengunjung bisa langsung menghubungi melalui instagram resminya yaitu @Sembalun_Paragliding.
Baca juga: Tak Ada Petugas Check Out di Sembalun Rinjani, TNGR: Hubungi Call Centre
Setelah menghubungi maka pihak Sembalun Paragliding akan menjemput para wisatawan di lokasi penginapan masing-masing.
"Tapi biasanya kita bertemu di rest area Sembalun sih. Terus setelah diskusi sama mereka, lihat kondisi angin baru kita bawa ke lokasi terbang," ucap Tommi.
Tommi mengatakan bahwa untuk harga dari aktivitas paralayang ini tergantung dari ketinggian dari bukit yang dijadikan sebagai spot terbang. Apabila kamu terbang dari Bukit Lawang, pihaknya memberikan harga Rp 550.000.
Kalau memilih terbang dari Bukit Pergasingan, biasanya dikenakan hara Rp 1,2 juta karena untuk naik ke bukit diperlukan waktu yang cukup lama sekitar 1,5 jam.
Sementara, bila terbang dari Gunung Rinjani, dikenakan biaya Rp 2,5 juta. Sedangkan dari Bukit Telaga dikenakan harga Rp 1,2 juta.
"Biasanya yang harga jutaan itu karena naik ke bukitnya cukup jauh dan lama, kita juga perlu sewa porter. belum biaya parasut dan perawatan alat," tutur Tommi.
Dengan harga-harga tersebut, pengunjung sudah mendapatkan semua alat dan tinggal terbang saja bersama pemandu.
Berbeda dengan wisatawan yang ingin belajar bermain gliding. Mereka perlu membayar seharga Rp7,5 juta. Biaya tersebut berlaku sampai wisatawan mendapatkan kartu lisensi terbang.