Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Sewa Jip ke Petilasan Mbah Maridjan, Ini Kata Pengelola Jip

Kompas.com - 01/06/2021, 19:42 WIB
Desy Kristi Yanti,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Pasalnya sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini wisata di Gunung Merapi sepi pengunjung, alhasil para pelaku usaha mengalami kelumpuhan dan penurunan pendapatan 90 persen.

"Selama ini pemerintah daerah hanya mengeluarkan aturan pembatasan ke wilayah Merapi, PSBB, PPKM, dan larangan mudik kemarin. Tapi tidak ada regulasi jelas di sini terkait soal wisata di Merapi. Tidak ada campur tangan desa selama ini karena wilayah atas ini tidak pernah diperhatikan," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahkan jauh sebelum peristiwa jip ini pun pemerintah daerah tidak memperhatikan pariwisata di daerah Gunung merapi.

Baca juga: The Lost World Castle Tetap Buka meski Merapi Semburkan Awan Panas

Kendati demikian, warga di sana masih mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat berupa berbagai kebutuhan pangan instan.

"Kami tidak diatur dan difasilitasi pemerintah daerah, jadi bergerak atas inisiatif warga saja. Pemerintah selama ini cuma satu kali memberikan bantuan yaitu satu kardus kecil berisi mie instan, minyak, kecap, abon kering, dan teh," jelas Bima.

Adapun, ia mengungkapkan bahwa semenjak beberapa kali populer di media sosial, pihak jip sudah mengalami kenaikan pendapatan sekitar 35 persen.

Tanggapan Dinas Pariwisata Sleman

Melansir dari Kompas.com, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suci Iriani Sinuraya memberikan tanggapannya mengenai protes Iqbal tersebut.

Dirinya mengatakan akan segera menelusuri kejadian tersebut. Suci menambahkan, pihaknya juga telah mengagendakan rapat koordinasi (rakor) bersama sejumlah instansi terkait.

Baca juga: 6 Tempat Wisata Yogyakarta Dekat Gunung Merapi yang Buka

"Sedang kami telusuri dan sudah kami agendakan untuk rakor lintas pihak (kapanewon, kalurahan, Polsek, komunitas, asosiasi, Satpol PP, inspektorat) untuk membahas hal ini dan tindak lanjutnya ke depan. Intinya bagaimana hal seperti ini tidak terulang ke depan," ujarnya, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com