Bagi sebagian orang, termasuk penulis sebelum melakukan kegiatan tersebut, freediving mungkin terlihat sama seperti berenang pada umumnya.
Namun, freediving merupakan kegiatan menyelam tanpa bantuan alat. Artinya, seseorang harus mampu menahan napas cukup lama guna menikmati indahnya dunia bawah air.
Baca juga: Tips "Free Diving" untuk Pemula
Adapun, alat bantu yang dimaksud adalah snorkel yang biasa dipakai saat snorkeling. Sementara alat lain seperti freediving mask dan fin tetap digunakan.
Dalam menjalani aktivitas ini, lokasi yang sepi sangat dibutuhkan guna menghindari orang lain tidak sengaja menginjak kepala atau tubuh orang-orang yang freediving.
Mengapa begitu? Sebab, kegiatan tersebut mengharuskan tubuh untuk berjarak tidak terlalu jauh dari dasar kolam.
Penulis merupakan seorang yang gemar berenang. Setiap sebulan dua kali setidaknya penulis luangkan waktu untuk melakukan olahraga tersebut.
Pada saat itu, penulis mengira bahwa freediving adalah kegiatan “yang penting bisa menyelam dalam air”. Waduh, ternyata itu salah besar!
Ternyata, freediving mengharuskan tubuh untuk berjarak tidak terlalu jauh dari dasar kolam. Penulis pun mencobanya dengan memegang batu pada dasar kolam air terjun.
Baca juga: Menikmati Indahnya Bawah Laut dengan "Free Dive"
Setelah beberapa kali percobaan, ternyata tubuh penulis dikatakan “terlalu positif” sehingga sulit untuk tenggelam dan lebih mudah untuk mengapung.
Sebelum sempat melanjutkan percobaan, segerombolan wisatawan tiba dari arah Curug Pangeran dan memasuki kolam tempat penulis mencoba freediving.
Penulis pun berpindah ke kolam pada undakan ketiga lantaran air dalam kolam pertama sudah mulai tidak jernih, serta untuk menghindari terinjaknya kepala atau tubuh.
Setibanya di kolam ketiga, penulis bergegas untuk memakai freediving mask dan fin untuk lanjut belajar tenggelam. Bahkan, penulis juga memakai pemberat seberat empat kilogram di pinggang.
Namun karena kolam ini lebih dalam dari kolam pertama, penulis tidak terlalu berani untuk berlatih tenggelam di tengah kolam dan memilih untuk berada di tepian sambil memegang batu di dekat tepian.
Setelah beberapa kali latihan tenggelam, penulis masih belum bisa melakukannya meski sudah memakai pemberat.
Baca juga: 2 Curug Paling Oke untuk Freediving di Bogor
Alhasil, latihan tenggelam pun dicoret dari daftar kegiatan untuk melakukan latihan selanjutnya, yakni menahan napas.