KOMPAS.com - Siapa sangka kalau kawasan Polinesia Perancis yang terletak di Samudera Pasifik ternyata kaya akan pulau-pulau indah nan memukau.
Selain Tahiti dan Bora-Bora yang selama ini jadi bintangnya, ternyata Polinesia Perancis memiliki satu pulau terpencil yang pemandangan alamnya tidak kalah menarik dari pulau lainnya. Namanya adalah Pulau Nuku Hiva.
Baca juga: Tahiti Hingga Moorea di Polinesia Perancis Buka Lagi 1 Mei 2021
Pulau Nuku Hiva ini merupakan pulau terbesar kedua di Polinesia Perancis. Pasalnya, pulau ini memiliki luas 130 mil persegi atau sekitar 339 kilometer persegi. Lokasinya berada di Kepulauan Marquesas.
Pulau terpencil yang merupakan ibu kota Kepulauan Marquesas ini cocok menjadi destinasi wisata bagi para pelancong yang ingin menjauh dari keramaian sejenak. Sebab, pulau ini belum ramai dikunjungi banyak wisatawan.
Melansir dari Nukuhivapearlodge.com, Kepulauan Marquesas atau Henua Enana terdiri dari 12 pulau. Namun hanya enam pulau yang berpenghuni. Salah satunya ialah Pulau Nuku Hiva.
Kepulauan Marquesas terbagi ke dalam dua bagian. Di bagian utara ada Pulau Nuku Hiva, Ua Pou, dan Ua Huka. Sementara di selatan ada Pulau Hiva Oa, Tahuata, dan Fatu Hiva.
Baca juga: Perancis Akan Sambut Turis Asing yang Sudah Vaksinasi Covid-19
Di balik kesunyiannya, Pulau Nuku Hiva dikenal sebagai pulau mistis yang kaya akan sejarah dan keajaiban alam, seperti Air Terjun Hakaui yang mengalir deras dari ketinggian sekitar 1.000 kaki atau 304,8 meter.
Menariknya, alam di pulau ini juga masih asli dan belum terjamah sama sekali, jadi apabila bertemu dengan kuda liar, kambing, dan babi hutan saat berlibur di sana, itu adalah hal biasa.
Sebagian besar penduduk di Pulau Nuku Hiva tinggal di tiga desa utama yakni, Desa Taiohae, Taipivai, dan Hatiheu. Mata pencaharian masyarakat di tiga desa itu adalah dengan mengukir kayu atau batu, berburu, dan memancing.
Di antara tiga desa tersebut, Taiohae merupakan desa yang paling terkenal. Desa ini terletak di tepi pantai.
Melansir dari Cnn.com, Taiohae terkenal lantaran dijadikan sebagai pusat administrasi, ekonomi, dan pendidikan dari Kepulauan Marquesas. Tidak hanya itu, pusat administrasi Perancis dan Polinesia, kantor polisi, kantor pos, rumah sakit, balai kota, agen perjalanan wisata Tahiti, bank, sekolah, dan beberapa toko juga berpusat di sana.
Baca juga: 5 Fakta tentang Bora Bora, Tempat Syahrini - Reino Barack Bulan Madu
Meski Nuku Hiva menjadi pusat administrasi ibu kota, pulau ini masih tergolong asli. Jadi di sana tidak ada gedung-gedung tinggi, apalagi sinyal yang baik.
Satu-satunya jaringan telepon seluler yaitu 2G. Itu pun hanya digunakan sebagai fasilitas bagi para pekerja di kantor pos, rumah sakit, balai kota, bank, apotek, dan lima toko kelontong yang ada di sana.
Oleh karena itu, bagi para wisatawan yang butuh digital detox (detoksifikasi digital), atau hanya sekadar ingin menjauh dari keramaian, cocok untuk singgah di pulau ini.
Selain keindahan dan kesunyian suasana alam di sana, Nuku Hiva juga memiliki daya pikat lainnya yaitu sejarahnya yang berbau mistis.
Penduduk setempat mengatakan, jika berlibur di pulau ini wisatawan dapat merasakan kekuatan dari kehidupan spiritual budaya masyarakat Polinesia.
Sebab, di pulau ini terdapat patung-patung yang menggambarkan dewa atau para leluhur masyarakat Polinesia ribuan tahun lalu.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Indonesia yang Terkenal dengan Kisah Mistis
Salah satunya adalah patung Tiki Tuhiva yang merupakan patung kontemporer tertinggi di Samudera Pasifik. Patung setinggi 40 kaki atau 12,192 meter itu terletak di Desa Taiohae tepatnya di Gunung Muake.
Karena lokasinya berada di gunung tentunya dibutuhkan usaha yang cukup keras untuk melihatnya. Namun, usaha itu akan sepadan dengan panorama pantai yang dapat kamu lihat saat melakukan pendakian ke sana.
Selain Tiki Tuhiva, di pulau itu juga ada Situs Arkeologi Tohua Koueva yang telah mengalami restorasi. Situs ini menggambarkan kehidupan orang-orang asli Kepulauan Marquesas di masa lampau, jauh sebelum kedatangan penjelajah Eropa.
Dulunya, situs Tohua yang sangat luas ini merupakan pusat perayaan. Situs ini terletak di tengah-tengah hutan yang dulunya merupakan taman rekreasi seremonial kerajaan sekaligus lokasi di mana pengorbanan manusia dilakukan.
Bagi masyarakat di sana, budaya tradisional sangat penting. Begitu pula bagi salah seorang pemandu wisata Le Nuku Hiva Pearl Resorts, William Teikitohe.
Dilahirkan dan dibesarkan di Nuku Hiva, Teikitohe sangat menghormati situs tersebut sebagai tempat suci.
"Ini adalah tempat yang langka dan satu-satunya tempat di mana kita bisa mendapatkan esensi sebenarnya dari budaya Marquesas," kata dia.
Baca juga: Kisah Mistis nan Romantis Danau Asmara, Permata di Timur Flores
Dengan semakin banyaknya generasi baru Marquesas yang berpaling dari akar budaya mereka, Teikitohe ingin melestarikan situs-situs tersebut. Salah satunya, ia mengumpulkan benda-benda bersejarah termasuk petroglif hewan dan manusia yang tak terhitung jumlahnya.
"Saat ini penduduk setempat tidak ingin mengunjungi situs arkeologi, mereka lebih suka minum bir di restoran. Itu tidak baik. Saya suka berkunjung ke sini karena saya perlu mengetahui kisah nenek moyang saya," tambah dia.
Kehidupan sehari-hari masyarakat di sini tentunya berbeda dengan masyarakat perkotaan.
Setiap harinya, masyarakat setempat bersantai dan berkumpul untuk mendengarkan alunan musik dari instrumen banjo yang dipetik. Sementara masyarakat yang lain mencari nafkah dari mengukir kayu atau batu tradisional dan berburu.
Tidak hanya itu, masyarakat desa lainnya juga membuka rumah mereka sebagai penginapan.
Baca juga: Capri, Salah Satu Pulau Indah di Italia yang Diklaim Bebas Covid-19
Memancing juga menjadi kegiatan masyarakat setempat. Biasanya hari Sabtu menjadi hari tersibuk di pelabuhan di sana karena banyak pelanggan yang datang ke pasar ikan.
Sementara, di lain sisi ada masyarakat yang memiliki kreativitas yang hasilnya dapat ditemukan di Pasar Kerajinan Tapivai.
Pasar itu menjual banyak pilihan hasil kerajinan masyarakat Kepulauan Marquesas dengan harga terjangkau.
Jika ingin relaksasi, Nuku Hiva memiliki banyak pantai yang sepi pengunjung.
Apabila berjalan ke bagian utara Desa Hatiheu, kamu akan menemukan pantai. Di pantai ini pasirnya hitam dan pada bagian Teluk Hatiheu banyak tumbuh pohon palem.
Selain itu, pengunjung juga bisa pergi ke Katedral Notre Dame. Di sana terdapat tempat istirahat yang sejuk, sehingga pengunjung dapat berteduh sejenak dari terik panas matahari di pulau Nuku Hiva.
Baca juga: 6 Air Terjun Eksotis di Kepulauan Sangihe, Pesonanya Menyejukkan Mata
Ada juga Teluk Anaho yang terletak dua kilometer di sebelah timur Hatiheu. Teluk ini dibingkai oleh perbukitan hijau yang berjajar dan suasananya yang sejuk mengundang wisatawan untuk berenang di sana.
Di teluk itu, pengunjung juga bisa snorkeling melihat keindahan karang kecil di alam bawah lautnya. Teluk ini menjadi spot snorkeling terbaik di Kepualauan Marquesas.
Selain menyelam, pengunjung juga bisa merasakan pengalaman menunggang kuda di Desa Anaho dan Hatiheu.
Di antara semuanya, salah satu aktivitas wisata paling menarik di pulau ini adalah pendakian ke Air Terjun Vaip di Desa Hakaui.
Baca juga: Perancis, Negara Pertama di Eropa yang Luncurkan Paspor Kesehatan Digital untuk Perjalanan
Air terjun yang ikonik ini terbentuk di tengah-tengah puncak basal bergerigi lembah Hakaui. Aliran air jatuh dari ketinggian 1.148 kaki (sekitar 349,9 meter), menjadikan air terjun ini yang tertinggi di Polinesia Perancis.
Setelah menikmati wisata alam di Pulau Nuku Hiva, para pengunjung bisa kembali beristirahat di Le Nuku Hiva Pearl Resorts.
Penginapan yang dirancang oleh seniman lokal ini terletak di taman tropis yang luas. Penginapan ini memiliki bungalow yang didominasi kayu dengan interior berkarakter Marquesas yang khas.
Baca juga: Taman Monet di Perancis Dibuka Kembali untuk Para Wisatawan
Para tamu diberikan berbagai pilihan bungalow mulai dari premium hingga deluxe. Premium Bay View Bungalow menjadi pilihan yang unggul di sana.
Bungalow ini dilengkapi dengan teras pribadi yang menawarkan pemandangan Teluk Taiohae yang indah serta puncak pegunungan yang mengelilinginya.
Perjalanan ke surga terpencil ini tidak mudah. Dibutuhkan waktu penerbangan selama delapan setengah jam dari Bandara Internasional San Francisco ke Bandara Tahiti Faa'a Polinesia Perancis.
Lalu, penerbangan dilanjutkan dengan menggunakan Tahiti Air ke Bandara Nuku Hiva selama empat jam. Setelah sampai di bandara, perjalanan dilanjutkan ke Kota Taiohae dengan kendaraan roda empat selama 90 menit.
Selama menempuh perjalanan, pengunjung bisa menikmati pemandangan menakjubkan seperti pakis tinggi dan pepohonan pinus yang menjulang tinggi di setiap tikungan tajam.
Baca juga: Perancis Larang Penerbangan Domestik Jarak Pendek, Ada Apa?
Di antara populasi masyarakatnya yang berkisar di bawah 3.000 orang, kasus Covid-19 di Nuku Hiva masih relatif sedikit. Hal itu dikarenakan letak pulau yang terpencil.
Baru-baru ini juga, pulau Nuku Hiva dibuka lagi untuk pengunjung. Bahkan pulau itu juga telah menyambut para turis dari Amerika Serikat yang mulai berdatangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.