KOMPAS.com – Mulai Juli 2021 atau kuartal ketiga tahun ini, kebijakan Work From Bali (WFB) akan dimulai secara bertahap.
Keputusan itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing pada Senin (7/6/2021).
“Kebijakan ini terus kita persiapkan, rencananya di kuartal ketiga akan kita luncurkan secara bertahap,” tutur dia di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, mengutip Kompas.com, Senin.
Baca juga: 7 Pesona Nusa Dua yang Jadi Lokasi Work From Bali
Namun, apa itu Work From Bali? Siapa saja yang dapat mengikuti program tersebut? Apakah hanya Bali saja destinasi wisata tujuannya?
Berikut Kompas.com rangkum seluruh penjelasan seputar WFB dari berbagai sumber, Selasa (8/6/2021):
Work From Bali adalah program dari pemerintah yang mengajak masyarakat untuk kerja dari Bali. Saat ini, lokasi yang dipilih untuk WFB adalah Kawasan Nusa Dua.
Mengutip Kompas.com, Sabtu (29/5/2021), Nusa Dua merupakan kawasan yang dikelola perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC).
Program WFB diluncurkan oleh pemerintah Indonesia untuk membantu sektor pariwisata Pulau Dewata yang terdampak pandemi Covid-19.
“Akomodasi di Bali terdapat 140.000 kamar, bayangkan kalau 14.000 itu hanya terisi kurang dari 10 persen. Artinya, banyak tenaga kerja yang ada di Bali tidak bekerja selama 10-14 bulan,” kata dia dalam konferensi virtual, mengutip Kompas.com, Sabtu (22/5/2021).
Odo melanjutkan, program WFB akan memberi kontribusi terhadap perkembangan pariwisata di Bali yang perlahan bangkit.
Baca juga: Itinerary 2 Hari 1 Malam di Jembrana Bali, Lihat Kerangka Manusia Purba
Dalam pemberitaan Kompas.com, Selasa (25/5/2021), Sandiaga menuturkan bahwa program ini ditargetkan sebagai pertolongan pertama untuk sektor pariwisata Bali.
Dia menjelaskan, kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke sana turun drastis selama dua minggu sebelumnya akibat larangan mudik dan pembatasan.
Meski begitu, menurut data pada Senin (24/5/2021), tercatat bahwa jumlah kunjungan wisata ke Pulau Dewata sudah kembali ke level 5.000-6.000 orang.
“Dengan hadirnya kami di Bali, diharapkan ada peningkatan tingkat keterhunian karena multiplier-nya sangat besar. Bukan hanya dari perhotelan, restoran, tapi juga dari produk-produk ekonomi kreatif,” ucapnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.