Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Indonesia Nilai Wisata Berkelanjutan Tanggung Jawab Pemerintah

Kompas.com - 08/06/2021, 16:04 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber agoda

KOMPAS.com – Sebuah survei menyatakan, responden Indonesia menilai pemerintah merupakan pihak paling bertanggung jawab untuk membuat perubahan yang lebih ramah lingkungan di sektor pariwisata.

Berdasarkan survei bernama Agoda Sustainable Travel Trends Survey 2021 yang dirilis Jumat (4/6/2021) itu, 36 persen responden Indonesia setuju pemerintah berperan besar dalam mewujudkan pariwisata ramah lingkungan.

Baca juga: Kemenparekraf Akan Teruskan Sertifikasi Destinasi Wisata Berkelanjutan

Persentase itu merupakan yang terbesar dibandingkan semua negara, sekaligus sejajar dengan Inggris.

Selanjutnya, 31 persen dari mereka memilih otoritas pariwisata dan 17 persen menilai diri mereka sendiri yang bertanggung jawab untuk mengubah sektor tersebut agar menjadi lebih ramah lingkungan.

Baca juga: Desa Karangrejo, Salah Satu Desa Wisata Berkelanjutan di Borobudur

Responden Indonesia juga memberi perhatian terbesar pada overtourism (pariwisata massal), lalu disusul pencemaran pantai dan penggunaan plastik sekali pakai di akomodasi tujuan.

Adapun melansir dari Kompas.com, banyak tempat wisata yang dirusak oleh ulah turis sendiri. Salah satu contohnya adalah Gunung Everest yang dipenuhi berton-ton sampah dari para pendaki.

Menurunnya keinginan warga Indonesia untuk wisata berkelanjutan

Ilustrasi wisatawanShutterstock Ilustrasi wisatawan

Pandemi Covid-19 juga berperan signifikan terhadap perubahan perilaku wisawatan secara global.

Hanya 25 persen responden secara global yang berkeinginan besar untuk berwisata dengan lebih berkelanjutan. 35 persen lain menyatakan bahwa keinginannya menurun.

Baca juga: Kisah Dua Perempuan Tangguh yang Gali Potensi Desa untuk Dukung Pariwisata Berkelanjutan

Negara-negara yang mengalami proporsional penurunan pariwisata berkelanjutan terbesar adalah Indonesia sebanyak 56 persen, lalu disusul Thailand (51 persen) dan Filipina (50 persen).

“Mengkhawatirkan saat melihat banyak orang menganggap wisata berkelanjutan menjadi kurang penting dibandingkan sebelum pandemi Covid-19," kata CEO Agoda John Brown dalam keterangan resmi yang Kompas.com terima.

Namun, ia berharap penurunan itu hanya efek jangka pendek akibat keinginan besar masyarakat untuk kembali bepergian dengan cara yang mereka inginkan. 

Interpretasi wisata yang berkelanjutan

Arti dari wisata berkelanjutan memiliki interpretasi yang berbeda. 41 persen masyarakat Indonesia, misalnya, menganggap wisata yang berkelanjutan dengan pelestarian hewan dan hal terkait sumber daya terbarukan.

Sementara, 39 persen masyarakat Indonesia mengaitkannya dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai.

Ilustrasi wisatawan di bandar udara.UNSPLASH/Ashim D’Silva Ilustrasi wisatawan di bandar udara.

Responden Indonesia juga berkomitmen untuk lebih berhati-hati dalam mengelola sampah dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, selalu mencari akomodasi ramah lingkungan, serta mematikan lampu dan pendingin ruangan saat meninggalkan penginapan.

Baca juga: Cara dan Panduan Wisata Ramah Lingkungan untuk Generasi Millenial

Menurut mereka, tiga hal paling utama untuk membatu wisata berkelanjutan adalah tidak menggunakan plastik sekali pakai di akomodasi, mencari akomodasi yang menggunakan energi terbarukan, dan mengunjungi destinasi yang jarang dikunjungi.

Sebagai informasi, sampel total survei itu berjumlah 18.327 dari 14 negara. Survei dilakukan pada tanggal 10 Mei–28 Mei 2021 secara online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber agoda
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com