Kondisi tersebut memicu demonstrasi besar-besaran yang dipimpin oleh mahasiswa pada 1960, dan penggulingan Rhee pada April pada tahun yang sama.
Negara tersebut akhirnya diperintah untuk waktu yang singkat oleh sistem parlementer.
Namun, kudeta militer yang dipimpin Jenderal Park Chung-Hee pada Mei 1961 menggusur pemerintah. Dia pun menjadi presiden dan tetap menjabat selama 18 tahun berikutnya.
Sebagai seorang presiden, Park menekan oposisi politik dan kebebasan pribadi warga Korea Selatan. Dia juga mengontrol media dan kampus.
Baca juga: 5 Lokasi Syuting Drakor Start-Up di Korea Selatan, Ada Sungai Hangang
Pada 1972, dia memperkenalkan Konstitusi Yushin yang secara dramatis meningkatkan kekuasaan presiden dan menciptakan kediktatoran virtual.
Kendati demikian, Park dibunuh pada 26 Oktober 1979. Jabatan presiden pun beberapa kali diambil alih oleh orang-orang kemiliteran lain yang akhirnya menciptakan aturan militer yang diprotes oleh aktivis buruh, mahasiswa, dan pemimpin oposisi.
Mereka melakukan protes dan meminta diadakannya pemilihan secara demokrasi. Pada saat itu, Gwangju merupakan kota yang menjadi pusat bagi pergerakan pro-demokrasi.
Pada 18 Mei 1980, sekitar 600 mahasiswa dan demonstran sipil berkumpul di Chonnam National University untuk melakukan protes terhadap ditekannya kebebasan akademik. Namun, mereka dipukuli oleh pasukan pemerintah.
Demonstrasi terus berlangsung sejak saat itu. Para demonstran menerobos kantor polisi untuk mengambil senjata.
Mereka mempersenjatai diri dengan tongkat pukul, pisau, pipa, palu, bom molotov, dan apa pun yang didapat. Mereka menghadapi 18.000 polisi anti huru hara, dan 3.000 pasukan terjun payung.
Baca juga: Itinerary Seharian di Gangwon Korea, Bisa Sarapan di Tepi Tebing
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.