WAINGAPU, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menetapkan delapan desa wisata berdasarkan potensi utama di masing-masing wilayah.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Timur, Yudi Umbu T T Rawambaku.
"Penetapan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sumba Timur dengan nomor 507/DISPARBUD.556.5/507/IX/2020," kata Yudi kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Selasa (15/6/2021).
Baca juga: Menengok Situs Budaya Lambanapu Sumba Timur, Jejak Leluhur Orang Sumba
Menurut Yudi, delapan desa itu diklasifikasikan sesuai dengan potensi wisata utama yang ada di sana.
Adapun, potensi wisata utama tersebut adalah alam, budaya, dan bahari.
Berikut delapan desa wisata di Sumba Timur yang dikelompokkan berdasarkan potensi wisata utamanya:
Desa Pambota Njara
Desa Pambota Njara terletak di Kecamatan Kota Waingapu. Yudi menjelaskan, potensi wisata pendukung Desa Pambota Njara adalah pembuatan tenun ikat Kambera dan kawasan wisata alam Bukit Wairinding.
Baca juga: Bukit Persaudaraan di Sumba Timur, Indahnya Persawahan dan Sunset
Desa Tandula Jangga
Desa Tandula Jangga berada di Kecamatan Nggaha Ori Angu. Potensi wisata pendukung Desa Tandula Jangga, yaitu kawasan wisata alam Air Terjun Menggit.
Desa Watu Hadang
Desa Watu Hadang yang terletak di Kecamatan Umalulu memiliki sejumlah potensi wisata pendukung.
Beberapa wisata pendukung itu antara lain agrowisata, Kampung Wisata Praiyawang, proses pembuatan kerajinan tenun ikat, dan songket tradisional Sumba Timur dari Kecamatan Umalulu dan Rindi.
Selain itu, terdapat Kampung Situs Plaimalamba-Watu Pelitu, tarian tradisional, pembuatan pangan lokal Manggulu dan Kaparak, dan Air Terjun Waimarang.
Baca juga: Sumba Timur Kembangkan Ekowisata
Desa Mondu
Desa Mondu di Kecamatan Kanatang didukung dengan beberapa potensi wisata, yakni Kampung Tradisional Prainatang dan proses pembuatan kerajinan tenun ikat Kanatang di Kampung Mondu.
Selain itu, ada Air Terjun Tanggedu, Pantai Kapihak, dan Pantai Puru Kambera.
Terdapat juga Padang Savana Kampung Mondu sebagai destinasi wisata fotografi, lokasi prewedding, dan naik kuda.
Potensi wisata pendukung lainnya dari Desa Mondu adalah Kuda Ronggeng.
Yudi menyebutkan, kuda tersebut bisa menari ketika mendengar bunyi alat musik tradisional.
Baca juga: Sandiaga Minta Desa Wisata Beradaptasi agar Ciptakan Lapangan Kerja
Desa Kaliuda
Wilayah yang juga memiliki potensi wisata budaya adalah Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga Lodu.
Potensi wisata pendukung yang ada di sana adalah kampung tenun ikat Kaliuda, Padang Savana Tandening sebagai lokasi naik kuda, dan Ritual Adat Purru La Mananga di Kampung Kamaru.
Desa Lainjanji
Terdapat tiga potensi wisata pendukung di Desa Lainjanji, Kecamatan Wulla Waijelu.
Potensi wisata tersebut adalah Pantai Watu Parunu, Pantai Kalala sebagai spot surfing, dan Pantai Wulla sebagai lokasi memancing.
Desa Tarimbang
Desa Tarimbang, Kecamatan Tabundung, memiliki Pantai Tarimbang dan Pantai Pindu Harani.
Selain itu, ada spot untuk surfing, Ritual Adat Repit Ana Au, penjelajahan ke Pantai Kambaru, dan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.
Baca juga: Kuliner, Satu Faktor Penting dalam Promosi Desa Wisata
Desa Praimadita
Pantai Katundu dan Waihungu termasuk dari banyaknya potensi wisata di Desa Praimadita, Kecamatan Karera.
Kemudian, ada spot untuk snorkeling dan diving. Terdapat juga spot wisata pulau terluar yaitu Pulau Salura, Mengkudu, dan Kotak.
Potensi wisata pendukung lain di sana adalah kegiatan melihat lumba-lumba dan Bukit Air Panas di Nggongi.
Yudi menjelaskan bahwa desa wisata yang ada di Kabupaten Sumba Timur masuk dalam East Sumba-Tourism Trip Packages.
Adapun, paket wisata itu meliputi city tour, north trip, east trip, south west trip, west trip, dan south trip.
Baca juga: Semakin Diminati, Kemenparekraf Gencar Promosi Desa Wisata
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan membangun fasilitas penunjang di sejumlah lokasi wisata tersebut. DPRD Sumba Timur juga sementara merancang Perda inisiatif tentang Desa Wisata.
"Kami dari Dinas (Pariwisata dan Kebudayaan) sendiri sudah membuat naskah akademiknya untuk mendukung Perda itu," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.