Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tips Mengunjungi Geowisata Batu Belimbing di Bangka Selatan

Kompas.com - 24/06/2021, 11:46 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA SELATAN, KOMPAS.com - Batu belimbing merupakan salah satu tempat wisata ikonik yang di Kepulauan Bangka Belitung.

Bebatuan granit yang diperkirakan telah berumur jutaan tahun itu banyak tersebar di daerah pesisir atau kawasan teluk di Pulau Bangka dan Belitung.

Selain sebagai tempat wisata, keberadaan Batu Belimbing juga bisa menjadi obyek penelitian akademik.

Baca juga: Wisata Batu Belimbing di Bangka Selatan, Granit Berusia Jutaan Tahun

Bagi Anda yang tertarik untuk berkunjung, maka gugusan batu belimbing di daerah Toboali, Bangka Selatan, bisa menjadi pilihan yang tepat.

Di kawasan seluas dua hektar tersebut, terdapat barisan Batu Velimbing yang akan mengundang decak kagum.

Menariknya di daerah Toboali ini, dalam satu kawasan bisa ditemukan banyak batu belimbing dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Batu belimbing tersebut ada yang saling berhimpitan seperti rumah bertingkat, ada juga yang membujur satu-satu.

Batu-batu tersebut umumnya berukuran jumbo dengan diameter masing-masing diperkirakan mencapai 5 sampai 6 meter.

8 tips berwisata ke Batu Belimbing di Bangka Selatan

Berikut 8 tips jika anda ingin berkunjung ke Batu Belimbing:

1. Transportasi menuju Batu Belimbing

Dari Bandara Depati Amir Kota Pangkalpinang, ibu kota Kepulauan Bangka Belitung, pengunjung bisa menggunakan minibus menuju Toboali, Bangka Selatan.

Jaraknya terpaut sekitar 80 kilometer (km). Untuk urusan makanan, Anda tak perlu khawatir, karena banyak warung dan rumah makan di sepanjang jalan yang dilewati.

2. Bisa sewa kendaraan

Jika anda ingin menyewa kendaraan, maka bisa memilih minibus di terminal bandara dengan harga Rp 600.000, sudah termasuk kendaraan, BBM dan sopir.

Harga kendaraan ini juga bisa dinegosiasikan langsung dengan sopirnya, tergantung lama waktu perjalanan anda. Sebagai gambaran, sewa kendaraan yang hanya dipakai full siang hari akan berbeda dengan kendaraan full siang malam. 

Baca juga: Kampoeng Reklamasi Bangka, Bekas Tambang Kini Jadi Lahan Konservasi

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com